News
Minggu, 14 September 2014 - 11:52 WIB

Jumlah Titip Api Meningkat di Sumatera Selatan, Kabut Asap Mengancam

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kebakaran hutan (JIBI/Solopos/Antara/Dok.)

Solopos.com, PALEMBANG — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan menyatakan jumlah titik api (hot spot) di wilayah provinsi yang memiliki 17 kabupaten dan kota itu beberapa hari terakhir jumlahnya mengalami peningkatan signifikan.

“Berdasarkan pemantauan melalui satelit, jumlah titik api yang sebelumnya terdeteksi 20–30 titik, kini jumlahnya meningkat bisa mencapai 200 titik lebih,” kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumatera Selatan, Indra Purnama, di Palembang, Minggu (14/9/2014), dikutip Antara.

Advertisement

Dia menjelaskan, jumlah titik api yang terdeteksi di wilayah Sumatera Selatan berpotensi meningkat karena pada September 2014 ini merupakan puncak musim kemarau. “Titik panas yang terdeteksi dalam sepekan terakhir jumlahnya berpotensi terus bertambah. Karena cuaca di provinsi berpenduk sekitar 8,6 juta jiwa ini memasuki puncak musim kemarau dengan suhu udara cenderung panas mencapai 34 derajat Celsius serta curah hujan di bawah 100 milimeter,” ujarnya.

Menurut dia, titik api yang terdeteksi sekarang ini sebagian besar terdapat di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir, Musi Banyuasin, dan Kabupaten Muara Enim. Masyarakat yang berada di daerah tersebut diimbau agar meningkatkan kewaspadaan serta pengawasan terhadap lahan pertanian, perkebunan, dan kawasan hutan yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggalnya.

Dengan kewaspadaan yang tinggi dan pengawasan lingkungan secara maksimal, diharapkan bisa dicegah terjadinya kebakaran hebat yang bisa menimbulkan kerugian besar dan berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Selain itu, ancaman titik panas perlu diwaspadai sehingga tidak menimbulkan masalah kabut asap yang lebih parah. Kabut asap kini mulai mengganggu aktivitas penerbangan, dan pelayaran, seperti tahun-tahun sebelumnya.

Advertisement

“Kabut asap yang menyelimuti udara Kota Palembang dan sekitarnya serta mulai mengganggu berbagai aktivitas masyarakat. Hal ini diiprediksi masih terjadi hingga beberapa pekan ke depan karena awal musim hujan diperkirakan baru terjadi pada pertengahan Oktober 2014,” kata Indra.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif