Soloraya
Minggu, 14 September 2014 - 23:10 WIB

CFD SOLO : Mahasiswa D3 UNS Undang "Jokowi", "Samad", "JK" ke Perpustakaan

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mahasiswa Jurusan D3 Perpustakaan UNS Solo mengenakan topeng Yohanes Surya, Jokowi, Abraham Samad, dan Jusuf Kalla saat memperingati Hari Berkunjung Perpustakaan di car free day (CFD) Jl. Slamet Riyadi Solo, Minggu (14/9/2014). Peringatan tersebut untuk mengajak masyarakat agar setiap hari meluangkan waktu ke perpustakaan. (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO—Puluhan mahasiswa D3 Jurusan Perpustakaan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menggelar kampanye di arena car free day (CFD), Jl. Slamet Riyadi, Solo, Minggu (14/9/2014).

Mereka mengajak masyrakat untuk rajin membaca buku dengan mengunjungi perpustakaan. Dalam aksinya, empat orang perwakilan mahasiswa mengenakan topeng tokoh nasional, yakni Presiden terpilih, Joko Widodo, Wakil Presiden terpilih, Jusuf Kalla, ilmuwan, Yohanes Surya dan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad.

Advertisement

Mahasiswa tersebut memainkan treatrikal sederhana dengan membaca buku bersama-sama. Aksi memperingati hari mengunjungi perpustakaan 2014 itu pun mendapatkan perhatian pengunjung CFD yang ada di lokasi.

Koordinator aksi, Tommy Ali Rahmadani, menjelaskan aksi itu berawal dari keprihatinan terhadap masyarakat yang acuh terhadap perpustakaan.

Menurutnya, minat membaca masyarakat saat ini masih rendah. Padahal, perpustakaan sangat banyak menyimpan berbagai buku dari berbagai macam disiplin ilmu.

Advertisement

Hal itu terbukti dengan sepinya perpustakaan yang ada di kota maupun di daerah. Sedangkan, kunjungan yang cukup tinggi hanya ada di perpustakaan kampus.

Oleh sebab itu, pihaknya ingin mengajak masyarakat untuk aktif di perpustakaan. Pihaknya pun meminta agar pengelola lebih kreatif dalam mempromosikan pepustakaan.

“Ada berbagai macam cara, seperti menyediakan fasilitas internet tanpa meninggalkan buku-buku,” katanya kepada wartawan di lokasi, Minggu.

Advertisement

Sementara, Konsultan Kreatif Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia (YPPI), Bambang Haryanto, membenarkan rendahnya minat membaca buku masyarakat Indonesia.

“Hasil survei UNESCO yang dilakukan terhadap sejumlah negara menunjukkan, di AS buku yang wajib dibaca siswa berjumlah 32 judul buku, Singapura enam buku, Thailand lima buku. Sedangkan, Indonesia masih nol buku,” paparnya kepada wartawan di lokasi, Minggu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif