Jogja
Sabtu, 13 September 2014 - 02:20 WIB

Pemilik Tambak Udang di Trisik Berharap Usahanya Tak Ditutup

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu tambak udang di Pantai Trisik (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, KULONPROGO- Kalangan petambak udang di kawasan Pantai Trisik Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan pemerintah setempat tidak menutup usaha tambak udang dengan alasan menglanggar sempadan pantai.

Petambak udang Pantai Trisik Ngatimin mengatakan sejauh ini tambak udang yang ada tidak mengakibatkan tanaman di sekelilingnya rusak atau mencemari lingkungan.

Advertisement

“Kami sudah mendapat surat peringatan dari pemkab, kami berharap pemkab meninjau kembali keputusannya untuk menutup tambak udang di sekitar pantai,” kata Ngatimin.

Ia mengatakan tambak udang sangat prospektif dipasaran baik pasar nasional dan internasional. Udang hasil budi daya masyarakat Pantai Trisik sangat diminati importir dari Eropa dan Asia Timur seperti Jepang dan Taiwan.

Lebih lanjut, dia mengatakan dengan luasan 1600 meter persegi mampu panen tiga kali dengan hasil 4,6 ton atau Rp310 juta dalam waktu kurang dari empat bulan, dengan modal awal sebesar Rp260 juta.

Advertisement

Saat ini, harga udang ditingkat pembudidaya yakni ukuran 40 Rp100 ribu per kilogram, sedangkan ukuran 75 harganya Rp80 ribu per kg.

“Awalnya masyarakat yang budi daya udang adalah nelayan. Namun, sedikitnya penghasilan dan cuaca ekstrim, membuat mereka beralih ke budi daya udang. Hasilnya, sangat bagus dan mampu meningkatkan pendapatan,” katanya.

Eksportir udang Mitra Bangun Sejahtera Banyuwangi Sutanto mengatakan kualitas panen udang vaname di DIY, khususnya Kulonprogo sangat bagus. Sebab, mereka menggunakan air tawar yang dipompa sehingga kulit udangnya tidak rusak.

Advertisement

Sutanto mengatakan tiap hari, pihaknya mengekspor udang ke Jepang dan Taiwan sebanyak 20 ton. Dimana, 50 persennya berasal dari DIY.

“Udang dari Kulonprogo, jarang cacat kulitnya. Udangnya sangat mulus dan tidak ada penyakit atau jamurnya. Pasaran udang DIY adalah Jepang dan Taiwan. Kalau dalam negeri daya belinya rendah,” kata Sutanto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif