News
Jumat, 12 September 2014 - 19:15 WIB

MOBIL ESEMKA : Dilirik Jadi Mobil Menteri, Pemkot Solo Siap Bantu Sempurnakan Esemka

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mobil Esemka (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Solopos.com, SOLO – Pemerintah Kota (Pemkot) Solo meminta PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) segera merampungkan perizinan yang berkaitan dengan produksi mobil Esemka.

Hal ini lantaran produksi mobil rakitan hasil karya siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terganjal proses perizinan. Padahal beredar wacana mobil Esemka dilirik menjadi mobil dinas para menteri kabinet Joko Widodo (Jokowi)- Jusuf Kalla (JK). (Baca: Mercy Batal)

Advertisement

“Saya senang jika mobil Esemka benar-benar bisa menjadi mobil dinas menteri. Tapi secara pribadi mobil Esemka belum layak digunakan sekarang. Masih ada yang harus dirampungkan dulu,” ujar Wakil Wali Kota (Wawali) Solo, Ahmad Purnomo, ketika dijumpai wartawan di Balai Kota Solo, Jumat (12/9/2014). 

Selama ini, Purnomo mengakui masih banyak kekurangan hingga mobil Esemka belum bisa diproduksi maupun dioperasionalkan. Beberapa kendalanya adalah belum rampungnya perizinan yang dimiliki.

Meski masih terdapat ganjalan menyangkut soal perizinan mobil Esemka, ungkap Purnomo, bukanlah suatu masalah besar bila memang benar Esemka akhirnya digunakan sebagai kendaraan para menteri menggantikan mobil mewah Mercedez Benz yang menjadi kendaraan dinas para pembantu Presiden tersebut.

Advertisement

“Kami akan bantu sekuat tenaga agar mobil ini bisa digunakan jadi mobil menteri. Karena jika mobil Esemka digunakan sebagai mobil dinas menteri itu merupakan kebanggaan besar bagi masyarakat Solo,” ungkapnya.

Pemkot, lanjutnya, termasuk melibatkan banyak pihak, salah satunya dari kalangan akademisi untuk sesegera mungkin menyempurnakan mobil Esemka.

“Kalau tidak siap sekarang, kapan siapnya pakai kendaraan dinas karya sendiri. Yang sulit adalah kapan akan memulai,” imbuhnya.

Advertisement

Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Suharto mengatakan yang terpenting saat ini adalah bagaimana PT SMK merampungkan segala kekurangan, misalnya perizinan yang belum dikantongi.

“Standardisasi harus diurus. Jangan sampai mobil masih kurang ini itu dan dipaksakan untuk digunakan,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif