News
Jumat, 12 September 2014 - 12:45 WIB

KISAH TRAGIS : Waduh, Puluhan Anak-Anak Ini Tak Sengaja Minum Cairan Pemutih

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Keracunan (eveningpediatrics.com)

Solopos.com, NEW JERSEY – Sebanyak 28 anak pra-sekolah dan dua orang dewasa secara tak sengaja meminum pemutih saat istirahat di satu pusat perawatan di New Jersey, Amerika Serikat, Kamis (11/9/2014) waktu setempat. Mereka dilarikan ke rumah sakit, setelah sebagian mengeluh perut mereka terasa terbakar.

Anak-anak itu –yang berusia tiga dan empat tahun– dan anggota staf dewasa dari Growing Tree Learning Center di pusat Kota New Jersey diangkut menggunakan lima ambulans ke Jersey City Medical Center setelah saluran 911 berdering menjelang siang hari.

Advertisement

Juru Bicara Jersey City Medical Center, Mark Rabson, mengatakan sebagian anak mengeluh sakit kepala ringan, yang lain merasa sakit perut. “Ada kasus keracunan dan banyak anak cedera,” kata Rabson, sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (12/9/2014).

Ia menambahkan anak-anak tersebut bisa jalan sendiri atau digendong oleh orang tua mereka dengan “wajah tersenyum”.

Keith Kearney, Dikrektur Pelaksana United Cerebral Palsy dari Hudson County, yang mengurus pusat perawatan siang hari itu dan melayani 65 anak mulai dari bayi sampai usia empat tahun, mengatakan tak mendengar laporan mengenai orang yang cedera dan mereka dibawa ke rumah sakit sebagai pencegahan.

Advertisement

“Terjadi kecelakaan, yaitu seorang staf di dapur menggunakan botol cairan pemutih untuk menuang air buat sebagian anak-anak tersebut,” kata Kearney.

“Itu adalah botol plastik untuk penggunaan ulang yang berisi cairan pemutih yang kami gunakan untuk membersihkan permukaan barang. Cap yang ada di botol tak cukup besar untuk mengingatkan orang,” katanya.

Anak-anak dan staf itu sedang menikmati buah dan makanan ringan pada pagi hari, ketika satu orang dewasa menyadai aroma pemutih dan segera melaporkannya.

Advertisement

Bagian gawat darurat dihubungi dan segera menanggapi, dengan mengerahkan dokter dan perawat. Mereka memberi korban air mirip cairan dan susu untuk menghilangkan racun dan bukan membuat orang muntah. “Sebab proses itu [muntah] akan membuat rasa panas muncul lagi,” kata Rabson.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif