Jateng
Kamis, 11 September 2014 - 23:50 WIB

KONFERENSI KEGUNUNGAPIAN : Delegasi 38 Negara Tinjau Bantaran Kali Putih Merapi

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gunung Merapi (JIBI/Solopos/Antara/Teresia May)

Kanalsemarang.com, MAGELANG—Sebanyak 450 orang peserta Konferensi Internasional Kegunungapian dari 38 negara meninjau kawasan terdampak banjir lahar pascaerupsi Gunung Merapi 2010 di Dusun Gempol Desa Jumoyo di bantaran Kali Putih Kabupaten Magelang, Kamis (11/9/2014).

Pendamping peserta konferensi, Nur Naning Aisyah dari Badan Geologi, menuturkan, International Vulcanoes On City membahas mengenai kegunungapian, baik dampak utama maupun dampak sekundernya.

Advertisement

“Pada kesempatan ini Indonesia ditujuk menggelar konverensi tersebut dan ditempatkan di Jogja karena sebagai objeknya adalah Gunung Merapi,” ucapnya seperti dikutip Antara.

Ia menuturkan, salah satu kegiatan konferensi tersebut adalah melakukan peninjauan lapangan yang diikuti seluruh peserta.

Ia mengatakan peninjauan dengan melihat ke beberapa objek terkait Gunung Merapi, baik bahaya maupun manfaatnya.

Advertisement

“Jadi, tidak hanya ke satu titik ini saja tetapi juga ke beberapa desa lain yang memiliki potensi sumber daya bersumber dari Gunung Merapi,” ujarnya.

Selain ke Jumoyo, katanya, peserta konferensi juga diajak mengunjungi Bakalan yang merupakan daerah yang diterjang awan panas, Museum Gunung Merapi, dan Pager Jurang untuk melihat hunian tetap bagi warga korban erupsi Gunung Merapi.

Pada peninjauan lapangan di Jumoyo, peserta konferensi mendapat penjelasan tentang kedahsyatan banjir lahar yang mengalir di Kali Putih yang mengakibatkan ratusan rumah rusak dan hanyut.

Advertisement

Kepala Desa Jumoyo, Sungkono, mengatakan, banjir lahar terbesar pertama pascaerupsi Merapi 2010 terjadi pada 5 Desember 2010.

“Banjir lahar besar waktu itu pertama kali menutup jalan raya Magelang-Jogja,” tuturnya.

Ia mengatakan, banjir lahar besar berikutnya terjadi pada tanggal 3, 9, dan 11 Januari 2011.

Pada kesempatan tersebut banyak peserta konverensi mengabadikan lokasi terdampak lahar Merapi tersebut dengan kamera maupun telepon seluler.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif