Otomotif
Selasa, 9 September 2014 - 17:10 WIB

Empat Hal Ini Isyaratkan Anda Harus Berhenti Mengemudi

Redaksi Solopos.com  /  Jumali  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

 

 

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA — Orang-orang yang mabuk mayoritas sudah mengerti untuk tidak mengemudikan kendaraan, dan lebih baik menggunakan taksi atau menumpang kendaraan teman.

Namun, kecelakaan di jalan tidak hanya diakibatkan oleh pengemudi yang mabuk. Penglihatan yang terganggu, mengantuk, efek obat-obatan, dan kehilangan konsentrasi juga penyebab terjadinya kecelakaan, baik kecelakaan tunggal maupun kecelakaan yang melibatkan kendaraan lain. Karena itu, pengemudi yang mengalami keempat hal tersebut haruslah menepi dari jalan atau akan lebih baik lagi jika tidak mengemudi.

Advertisement

Namun, kecelakaan di jalan tidak hanya diakibatkan oleh pengemudi yang mabuk. Penglihatan yang terganggu, mengantuk, efek obat-obatan, dan kehilangan konsentrasi juga penyebab terjadinya kecelakaan, baik kecelakaan tunggal maupun kecelakaan yang melibatkan kendaraan lain. Karena itu, pengemudi yang mengalami keempat hal tersebut haruslah menepi dari jalan atau akan lebih baik lagi jika tidak mengemudi.

Walaupun pengemudi dilindungi oleh asuransi kecelakaan, tapi hal itu tidak akan berarti apabila kecelakaan tersebut terjadi karena faktor kelalaian si pengemudi itu sendiri.

Tak hanya membahayakan diri sendiri, pengemudi yang sembrono juga akan membahayakan pengemudi lain atau pejalan kaki di pinggir jalan. Karena itu, apabila Anda merasa mengalami empat hal di bawah ini, segera keluar dari jalan raya atau berhenti mengemudi untuk sementara.

Advertisement

Sebuah penelitian di Jepang menunjukkan bahwa orang dengan penyakit glaucoma, yakni penyakit yang menghambat penglihatan, terlibat dalam kecelakaan mobil dengan jumlah dua kali lebih banyak daripada orang dengan penglihatan normal.

Glaucoma memengaruhi penglihatan seseorang untuk melihat di sekelilingnya, bukan penglihatan di tengah-tengah. Dampaknya bagi seorang pengemudi adalah ketidakmampuan untuk tetap berada di jalur dengan tetap maupun mendeteksi keberadaan mobil di samping yang mencoba menyalip.

Penelitian di Jepang yang menggunakan simulator menunjukkan bahwa kecelakaan yang paling sering terjadi diakibatkan oleh pengemudi yang memiliki glaucoma adalah ketika ada mobil atau pun orang yang tiba-tiba muncul di sisi pengemudi.

Advertisement

Glaucoma merupakan penyebab kebutaan kedua tertinggi setelah katarak.
2. Efek samping obat-obatan

Pengobatan juga dapat memengaruhi kemampuan Anda untuk mengemudi. Obat apa pun yang menyebabkan Anda mengantuk, termasuk obat flu, juga dapat menyebabkan masalah. Bahkan, obat penahan mabuk kendaraan juga cukup berbahaya karena menyebabkan kantuk.

Yang lebih berbahaya lagi adalah apabila Anda mengonsumsi cocktail atau minuman yang mengandung alkohol lainnya selain meminum obat pribadi Anda. Sebab, alkohol justru mempercepat efek yang ditimbulkan dari obat-obatan.

Advertisement

Obat-obatan jangka panjang adalah yang paling berisiko tinggi. Sebab, biasanya orang-
orang meminum obat pada pagi hari dan tidak menyadari bahwa efek dari obat itu masih ada sepanjang hari. Beberapa obat bekerja selama delapan hingga sepuluh jam, jadi jika Anda meminum obat pada pagi hari, efeknya masih terasa hingga malam hari. Karena itu, pada siang maupun sore hari hindari meminum minuman beralkohol.

3. Mengantuk

Kecelakaan yang terjadi akibat mengemudi dalam keadaan mengantuk terjadi lebih dari 100.000 kejadian tiap tahunnya. Karena itu, begitu pengemudi merasakan tanda-tanda mengantuk, segeralah berhenti mengemudi. Beberapa tanda bahwa Anda mulai mengantuk adalah:

– Sering mengedip, mengedipkan mata dalam jangka waktu lama, dan kepala yang terasa berat
– Susah menahan mata untuk terus melek dan tetap fokus
– Membayangkan hal lain atau seperti bermimpi siang hari
– Mengemudikan mobil dengan tidak teratur

Obat utama untuk mengantuk adalah tidur. Namun, apabila Anda sedang berada di jalan dan tak memungkinkan untuk tidur dalam jangka waktu lama, tidurlah selama minimal 20 menit, lalu dikombinasikan dengan meminum kopi atau minuman lain yang mengandung kafein.

4. Dementia

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa kemampuan untuk mengemudi juga semakin menurun seiring usia yang bertambah tua.

Hal itu terutama bagi orang-orang yang mengidap dementia, yakni suatu penyakit di otak yang berdampak pada menurunnya kemampuan seseorang untuk berpikir dengan jernih.

Pengemudi yang kesulitan untuk berpikir maupun berkonsentrasi lebih berisiko mengalami kecelakaan dibanding orang dewasa yang sehat.

Walaupun tidak ada peraturan yang melarang orang-orang berusia tua maupun orang yang mengidap dementia untuk mengemudi, tapi orang-orang itu harus diawasi ketika sedang mengemudi, atau lebih baik lagi diimbau untuk tidak mengemudikan kendaraan lagi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif