Soloraya
Senin, 8 September 2014 - 06:30 WIB

Setelah Libur Sebulan, CFD Boyolali Sepi

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah kendaraan mulai melintas Jl. Pandanaran sekitar pukul 07.30 WIB atau sebelum Car Free Day (CFD) Boyolali berakhir, Minggu (7/9/2014). Penyelegaraan CFD saat itu dinilai pengunjung dan pdagang kurang persiapan hingga mengakibatkan sepi. (Irawan Sapto Adi/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI—Sejumlah pengunjung dan pedagang menilai pelaksanaan Car Free Day (CFD) Boyolali, Minggu (7/9/2014), kurang persiapan. Kondisi CFD yang sempat libur lebih dari sebulan pascalebaran tersebut kali ini terlihat sepi.

Salah seorang pengunjung, Suparmi, 58, menduga penyebab CFD sepi lantaran minim sosialisasi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab)Boyolali. Masyarakat Kota Susu tidak mengetahui jadwal rencana penyelenggaraan CFD setelah libur sejak Juli lalu.

Advertisement

“Kami tidak tahu CFD mulai kapan. Saya datang ke CFD kali ini tanpa direncanakan. Sebenarnya saya mau pergi ke pasar [Boyolali]. Ya, kami hanya tahu pelaksanaan CFD pada pekan pertama dan ketiga dalam sebulan. Namun, tidak tahu kalau ternyata CFD mulai hari ini [Minggu],” kata Suparmi saat dijumpai Solopos.com di lokasi CFD, Minggu.

Senada dengan Suparmi, seorang pedagang pakaian asal Kecamatan Pengging, Sartono, 46, mengatakan datang ke lokasi CFD di Jl. Pandanaran tersebut karena coba-coba. Dia tidak mengetahui kepastian tanggal pelaksanaan CFD setelah libur Lebaran.

“Saya mbatin kalau hari ini ada CFD ternyata benar. Tapi saya juga ragu hingga akhirnya membawa baju tidak begitu banyak. Saya rasa memang pelaksnaan CFD Boyolali kurang ada banyak pemberitahuan. Terkhusus untuk masyarakat. Kami pedagang jelas senang apabila masyarakat tahu jadwal CFD dan mereka banyak yang datang [ke CFD],” ujar dia.

Advertisement

Sartono mengatakan omzet penjualan pakaian pada CFD kali ini turun sekitar 50% dari pada CFD sebelumnya. Dia hanya bisa mengantongi uang sekitar Rp500.000 sampai Rp600.000.

“CFD biasanya saya bisa mengumpulkan uang Rp900.000 sampai Rp1,2 juta. Ya, kali ini cukup rugi juga. Saya rasa jumlah pekaian yang saya bawa untuk dijual tidak berpengaruh. Memang jumlah pengunjung masih sepi jadi langka pembeli,” kata Suparno.

Sementara itu, salah satu petugas parkir, Joko Sari, 54, mengatakan jumlah sepeda motor yang parkir di sekitar Kampung Polisen pada CFD kali ini hanya 50 sampai 60 unit. Jumlah tersebut hanya setengah dari kendaaraan yang parkir di tempat yang sama pada CFD sebelumnya.

Advertisement

“Kami mendapat pemberitahuan jika ada CFD mulai Sabtu [6/9] malam. Saya diberitahu oleh petugas parkir lain. Pelaksnaan CFD kali ini terkesan mendadak. Kalau saya usul, pemerintah memang perlu menyediakan jadwal pasti mengenai pelaksanaan CFD. Pada jadwal tersebut setidaknya ada juga keterangan prediksi CFD bakal libur, mungkin karena bertepatan dengan hari penting atau peringatan nasional,” ujar Joko.

Joko menambahkan apabila CFD ramai pengunjung, semua pihak merasa diuntungkan. Semua masyarakat bisa memanfaatkan agenda CFD untuk mendapat keuntungan masing-masing.

“Kalau jadwal sudah pasti saya yakin CFD ramai. Semua bakal senang. Pengunjung bisa menikmati hari libur Minggu dengan berbagai suguhan. Pedagang juga seneng mendapat untung dagangan laku. Secara tidak langsung nanti Boyolali bisa saja terkenal karena CFD-nya menarik,” kata Joko.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif