Soloraya
Senin, 8 September 2014 - 05:40 WIB

JALAN RUSAK KARANGANYAR : Warga Kerjo Protes Betonisasi Jalan

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang warga berjalan kaki di ruas jalan yang diprotes warga lantaran tak sesuai standard betonisasi, Minggu (7/9/2014). Jika dilintasi kendaraan, bahan materil mengelupas dan debunya berterbangan menuju rumah warga. (Mariyana Ricku/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR—Warga RT 001 dan RT 002/RW 010 Dusun Plandakan, Desa Sumberejo, Kecamatan Kerjo, Karanganyar menghentikan proyek betonisasi jalan yang dinilai tidak sesuai standard. Pasalnya, materil campuran yang digunakan dinilai tak sesuai dengan ketentuan.

Hasil akhirnya pun tidak seperti yang diharapkan. Jika dilintasi kendaraan, bahan materil mengelupas dan debunya berterbangan menuju rumah warga.

Advertisement

Ketua RT 002/RW 010 Dusun Plandakan, Suyatno, mengungkapkan secara kasat mata beton yang melapisi jalan beraspal hasil swadaya masyarakat mudah retak dan hancur hanya dilintasi kendaraan roda dua.

Sejumlah warga juga menemukan campuran pupuk phospat dalam kandungan beton, yang tak biasa digunakan. Selain itu, jika dibandingkan betonisasi jalan proyek Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan kualitas beton tersebut jauh berbeda.

“Awalnya kami curiga karena campuran semennya berwarna hitam. Kontraktornya bilang semen curah, setelah kami selidiki ternyata pupuk phospat. Selain itu, betonnya dilintasi kendaraan roda dua sudah mengelupas dan debunya berterbangan ke rumah warga,” terang dia, saat dijumpai , di rumahnya, Minggu (7/9/2014).

Advertisement

Suyatno mengaku tidak tahu besaran anggaran yang digunakan untuk proyek tersebut. Meskipun demikian, berkaca dari proyek PNPM di desa setempat, dana senilai minimal Rp60 juta dirasa cukup untuk betonisasi sepanjang 155 meter.

Tuntutan warga, sambung dia, adalah betonisasi ulang dengan membongkar beton lama yang setengah jadi. “Tuntutan warga proyek tersebut harus diulang. Jalan sepanjang 155 meter harus menggunakan semen minimal sebanyak 150 sak. Selain itu kontraktor juga harus terbuka menunjukkan apa saja campuran yang digunakan,” urai dia, sambil menambahkan material pasir dan bebatuan betonisasi ulang telah datang sejak beberapa hari lalu.

Kendati demikian, proyek tersebut belum kembali dilanjutkan. Kepala Desa (Kades) Sumberejo, Sutopo, menerangkan proyek betonisasi jalan tersebut bersumber dana dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.

Advertisement

Nilai anggaran yang digunakan senilai Rp100 juta. Ia juga membenarkan tuntutan warga soal betonisasi ulang. Proyek tersebut, lanjutnya, telah dihentikan sejak awal Agustus lalu.

“Saya tidak begitu paham detail anggaran dan sumbernya. Tuntutan warga memang harus betonisasi ulang. Kontraktor juga telah setuju. Tapi, kapan pelaksanaan betonisasi ulang dilakukan, saya masih belum tahu,” tuturnya, Minggu.

Sementara itu, saat dihubungi Solopos.com, nomor telepon Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Karanganyar, Priharyanto tidak aktif. Saat mengirim pesan singkat pun, Priharyanto tidak membalas.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif