SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/DOK)
Harianjogja.com, JOGJA- Pemerintah Kota Jogja masih membuka kesempatan kepada investor yang berminat mengelola Pasar Ikan Higienis, namun dengan beberapa syarat khusus di antaranya tetap menjalankan bisnis di bidang ikan.
“Kami sudah menerima proposal dari tiga investor, namun ketiganya kami nilai tidak layak,” kata Kepala Bagian Perekonomian Pengembangan Pendapatan Asli Daerah dan Kerjasama (P3ADK) Kota Jogja, Danang Subagjono, Sabtu (6/9/2014).
Menurut dia, ketiga investor yang sudah mengajukan proposal tersebut dinilai tidak memberikan paparan yang utuh mengenai rencana kegiatan bisnis yang akan dilakukan termasuk besaran modal yang dimiliki.
“Konsep yang diusung cukup bagus, namun ketika kami meminta keterangan mengenai modal yang digunakan, para investor itu cenderung tidak terbuka sehingga kami memutuskan tidak bekerja sama dengan mereka,” katanya.
Oleh karena itu, pihaknya masih membuka kesempatan bagi investor lain untuk menyampaikan proposal hingga batas waktu yang tidak ditetapkan.
“Kesempatan akan terus dibuka sampai ada investor yang benar-benar cocok mengelola pasar ikan tersebut,” katanya.
Danang menambahkan, pemerintah tidak akan membatasi konsep pengelolaan Pasar Ikan Higienis (PIH). “Tidak ada batasan asalkan masih bergerak di bisnis ikan dan kerja sama bisa menguntungkan kedua belah pihak,” katanya.
Pasar Ikan Higienis di Kota Yogyakarta merupakan satu dari 24 pasar ikan yang dibangun pemerintah pusat di seluruh Indonesia. Pasar tersebut pada awalnya digunakan untuk menjual ikan segar dan berbagai produk olahan ikan dengan menggandeng pihak ketiga namun tidak berjalan maksimal.
PIH di Kota Yogyakarta dikelola pihak ketiga sejak 2004 hingga November 2012 dan tidak ada perpanjangan masa kontrak.