Jogja
Jumat, 5 September 2014 - 13:20 WIB

Tren Kecelakaan di Gunungkidul Menurun

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lalu lintas di jalur Gunungkidul. (JIBI/Harian Jogja/David Kurniawan)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Jumlah kecelakaan lalu lintas di Gunungkidul menunjukkan tren menurun.

Kepala Unit Kecelakaan Polres Gunungkidul Ipda Solechan mengatakan, pada 2014 (Januari-Agustus) ada 247 kasus kecelakaan. Pada 2013 ada 402 kasus kecelakaan sedangkan pada 2012 ada 459 kasus kecelakaan.

Advertisement

“Trennya menurun. Tentunya hal ini tidak lepas dari kesadaran masyarakat untuk lebih berhati-hati,” ungkap dia, di ruangannya di Mapolres Gunungkidul, Rabu (3/9/2014).

Solechan menambahkan, penurunan angka kecelakaan lalu lintas tersebut dipicu beberapa faktor. Misalnya, kesadaran masyarakat untuk berhati-hati ketika berkendara semakin meningkat. Selain itu, polisi tak henti-hentinya mengimbau masyarakat untuk tertib lalu lintas dan berhati-hati ketika berkendara.

“Kami membuat banner yang berisi imbauan untuk berhati-hati serta informasi titik rawan kecelakaan. Kami memasang banner tersebut di titik-titik rawan,” ujar dia.

Advertisement

Solechan mengatakan, pemasangan banner dilakukan di titik-titik rawan kecelakaan. Jumlah rambu-rambu diperbanyak agar pengendara lebih berhati-hati lagi.

Ada pun titik rawan kecelakaan di Gunungkidul yakni di sepanjang jalur Jogja-Wonosari, Jalan Baron, jalur Wonosari-Semin terutama Jatiayu karena kondisi jalan yang bergelombang, dan jalur Wonosari-Semanu.

“Rata-rata karena kondisi jalan yang sepi. Pengendara biasanya suka memacu kendaraan dengan kencang di jalan yang sepi. Justru akibatnya fatal jika terjadi kecelakaan,” lanjut dia.

Advertisement

Salah satu pengendara, Febri Hari Waspodo mengatakan, adanya banner berisi imbauan dan informasi titik rawan kecelakaan sangat bermanfaat. Menurutnya, pengendara menjadi lebih berhati-hati ketika membaca imbauan tersebut.

“Namun, terkadang pengendara kurang memperhatikan tulisan itu. Menurut saya, beberapa imbauan dipasang tepat di titik rawan seperti tikungan dan tanjakan sehingga tidak terbaca karena pengendara lebih fokus pada jalan,” imbuh dia.

Febri mengatakan, ia selalu berhati-hati ketika berkendara. Setiap hari ia harus berkendara karena tuntutan pekerjaan. Seminggu sekali, ia juga harus berkendara keluar Gunungkidul.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif