News
Jumat, 5 September 2014 - 09:19 WIB

SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: Kelangkaan Elpiji di Sragen, Lomba Lampion hingga Bocah Klaten Tercebur Sumur

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Jumat, 5 September 2014

Solopos.com, SOLO – Kabar kelangkaan elpiji di Sragen jadi berita utama Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Jumat (5/9/2014). Diberitakan Disdag Sragen menggelar operasi pasar untuk mengatasi kelangkaan elpiji 3 kilogram (kg) di Kecamatan Tanon, Rabu-Kamis (3-4/9/2014).

Kabar lain datang dari gelaran Napak Budaya Samanhudi hingga Solo Batik Fashion. Kisah bocah asal Klaten lolos dari maut meski tercebur sumur sedalam 25 meter selama satu jam jadi pengisi halaman Soloraya hari ini.

Advertisement

Simak rangkuman beritany berikut;

NAPAK BUDAYA SAMANHUDI: Dari Lomba Lampion hingga Melukis Tong

Panitia acara Napak Budaya Samanhudi (NBS) 2014, menata 15 tong sampah dan cat air pada sisi timur Jl. Parang Pamor Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo, Rabu (4/9) sekitar pukul 15.00 WIB.

Advertisement

Tong-tong tersebut akan menjadi media lomba lukis yang diikuti perwakilan perwakilan RW di Kelurahan Sondakan.

Tak beberapa lama, para peserta lomba menghias tong sampah mulai berdatangan. Setiap RW diwakili dua orang atau lebih. Mereka kemudian menuju tong sampah yang telah disediakan. Para peserta ternyata punya cara berbeda-beda saat melukis tong sampah.

Ada yang membuat pola gambar kemudian baru mengecat. Ada pula yang mewarnai tong sampah dengan cat putih terlebih dahulu, kemudian baru melukis. Hal itu dilakukan peserta dari RW 008, Sriyanto dan Safari.

Safari sibuk mencampur cat untuk menghasilkan warna yang dikehendakinya. Sedangkan Sriyanto menggambar pola batik sido luhur dan lampion. Sriyanto mengatakan ide melukis pola batik sido luhur muncul begitu saja. ”Saya cuma kepikiran pengin melukis batik sido luhur, karena memang temanya batik,” ujar dia saat ditemui Espos, di sela-sela acara, Rabu.

Advertisement

KELANGKAAN ELPIJI: Pemkab Gelar Operasi Pasar

Dinas Perdagangan (Disdag) Sragen menggelar operasi pasar untuk mengatasi kelangkaan elpiji 3 kilogram (kg) di Kecamatan Tanon, Rabu-Kamis (3-4/9).

Sementara itu, kelangkaan elpiji 3 kg juga terjadi di Kecamatan Ngrampal. Sejumlah warga mengaku sulit mendapatkan elpiji 3 kg sejak duapekan lalu.

Kepala Seksi Pembinaan dan Distribusi Disdag Sragen, Joko Suranto, menjelaskan operasi pasar itu dilakukan di delapan desa di wilayah Kecamatan Tanon, yaitu Suwatu, Jono, Gading, Brumbung, Gabungan, Bonagung, Pengkol, serta Gawan. Sedangkan terkait kelangkaan di Ngrampal, Joko berjanji akan mengecek ke lapangan.

Advertisement

“Kami lakukan operasi pasar selama dua hari di delapan wilayah Tanon menyikapi informasi kelangkaan. Operasi pasar ini kerja sama dengan delapan agen yang membawa truk masingmasing berisi 360 tabung elpiji 3 kg. Harganya Rp14.000/tabung,” tutur Joko, kepada Espos, Kamis (4/9).

Salah satu warga Desa Bener, Kecamatan Ngrampal, Karjo, menguraikan kelangkaan elpiji bersubsidi itu sudah terjadi sejak dua pekan lalu. “Benar-benar langka untuk yang subsidi itu, sudah sejak 10 hari sampai 14 hari yang lalu,” kata Karjo.

(Baca Juga: Elpiji 3 Kg Langka, Pemkab Sragen Gelar Operasi Pasar, Elpiji 3 Kg Sentuh Rp20.000/Tabung, Petani Sragen Menjerit)

MUSIBAH DI KLATEN: Tercebur Sumur 25 Meter, Bocah Kemalang Selamat

Advertisement

Nasib mujur dialami Viko Angga Kurniawan, 12, warga RT 015/RW 009, Kadipolo, Keputren, Kemalang, Klaten. Bocah tersebut lolos dari maut meski tercebur sumur sedalam 25 meter selama satu jam. Siswa SDN 2 Keputran ini hanya menjalani rawat jalan lantaran tak ada luka serius di tubuhnya.

Peristiwa tersebut bermula ketika Angga sedang bermain petak umpet di kebun dekat sekolahnya saat jam istirahat, Kamis (4/9), pukul 09.00 WIB. Saking asyik berlarian bersama teman-temannya, Angga tak menyadari ada sumur tua di halaman kebun.

Layaknya sumur kuno, bibir bangunan itu rata dengan tanah. Angga kemudian melintasi sumur yang hanya ditutup dengan kayu tersebut. Kayu penutup itu ternyata lapuk dan membuatnya terperosok ke sumur.

Lantaran panik, korban pun berteriak minta tolong. Teriakan itu lantas didengar kawannya yang langsung melaporkan kejadian kepada guru sekolah.

Tak berapa lama, petugas kepolisian beserta sukarelawan dan warga melakukan proses evakuasi. Beruntung nyawa Angga masih bisa tertolong meski dia harus bertahan di dalam sumur selama hampir satu jam. “Saat berlari, dia tidak tahu ada sumur tua yang memang tidak berdinding pembatas. Anak itu akhirnya terperosok saat menginjak kayu yang lapuk,” ujar Narwanto, Babinsa Desa Keputran, yang turut membantu proses evakuasi.

SOLO BATIK FASHION: Lokasi Rerumputan Jadi Tantangan Terbesar

Advertisement

Doa bersama dari segenap jajaran dan panitia penyelenggara mengawali mangayubagya Solo Batik Fashion 6 di pelataran Benteng Vastenburg, Kamis (4/9) malam.

Panggung pergelaran busana yang dibangun tepat di depan mulut benteng siap menyambut para model yang akan mempresentasikan busana dari 33 desainer, rumah mode, hingga industri busana batik asal Solo, Jogja, Semarang, hingga Surabaya.

Peneropong Tren Pergelaran fashion tahunan yang dirancang sebagai peneropong tren mode batik tersebut bakal digelar Jumat-Minggu (5-7/9) mulai pukul 19.00 WIB. Dengan mengusung tema 24 Hours Style peserta SBF 6 akan menampilkan berbagai karya terbaik sesuai gaya andalan masing-masing.

SBF hari pertama, Jumat (5/9) malam, menjadi milik perancang, rumah mode, dan industri fashion Soloraya. Setelah acara seremonial pembukaan, sajian utama parade busana akan menampilkan rancangan Agus Bridal, Andreas Haris, Joko SSP, Riani Batik, Ucok M. Sirait, Robin Karebet, Joko Widiarto, Owen Joe, Djongko Rahardjo, dan Batik Keris.

(Baca Juga: Mulai Malam Ini, Panitia SBF 6 Gelar Peragaan Busana di Vastenburg, Inilah Bocoran Rancangan Desainer Penampil SBF VI, SBF VI Digemakan di Solo Paragon Mall)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif