Entertainment
Kamis, 4 September 2014 - 11:00 WIB

SERBA LIMA : Inilah 5 Lagu Legendaris Iwan Fals yang Tak Pernah Diterbitkan

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Iwan Fals jadi satu nama legendaris di dunia permusikan Indonesia. Penyanyi bergenre balada ini tak hanya berpengaruh bagi dunia seni, puluhan bahkan ratusan karyanya berpengaruh pula pada arus pergerakan.

Lewat lagu-lagunya, Iwan memotret suasana sosial kehidupan Indonesia. Berkarir di ujung 1970 hingga kini Iwan dikenal sebagai musisi yang kritis. Namun, tahukah Anda, ternyata tak semua lagu Iwan Fals diterbutikan.

Advertisement

Catatan Wikipedia seperti dikutip Solopos.com, Rabu (3/9/2014), banyak lagu Iwan Fals yang tidak dijual secara bebas. Lagu-lagu tersebut menjadi koleksi ekslusif para penggemarnya dan kebanyakan direkam secara live.

Beberapa lagu Iwan Fals yang tidak dikomersialkan seperti lagu Pulanglah yang didedikasikan khusus untuk aktivis HAM, Munir. Lagu ini lantas irekam ulang dan dimasukkan ke dalam album 50:50 yang beredar pada tahun 2007.

Dihimpun Solopos.com, berikut lima lagu Iwan Fals yang tak pernah diterbitkan;

Anak Cendana (Pola Sederhana)

Anak Cendana (Pola Sederhana)

Stafaband mencatat lagu Anak Cendana ini pertama kali muncul pada tahun 1978. Lagu ini jadi pertanda kemunculan sang legendaris di jajaran pemusik balada. Betapa tidak, di awal karir dia sudah menujukkan sikap kritis terhadap pemerintah

Lagu ini tak bisa diterbitkan karena liriknya yang dianggap provokatif. Lagu ini jadi patron untuk lagu-lagu Iwan Fals selanjutnya. Ada pameo yang berkembang saat itu; “Mereka yang Kalah Belum Tentu Menyerah,” barangkali jadi motivasi baginya untuk terus mengkritik tirani.

Ini lirik lagunya;

Advertisement

Anggrek-anggrek subur

Dalam taman yang berpagar.

Cengkeh, kopi dan teh.

Serta banyak pabrik di pelosok negeri ini kupunya.

Takkan habis harta tuan tuk tujuh turunan.

Pola sederhana itu yang kau minta.

Bagi kami hidup berdagang.

Advertisement

Bagi kami hidup bertani.

Bagi kami pegawai negeri.

Bagi kami gelandangan RI.

Bagi kami pelacur kelas tinggi.

Serta Bagi kami yang ABRI.

Pola sederhana kan kami lakukan.

Asal tuan sudah melakukan.

Advertisement

Asal tuan sudah melakukan.

Mbak Tini

Mbak Tini

Iwan Fals punya kisah spesial dengan lagu ini. Tahun 2007 silam Rolling Stone menyoroti lagu yang tak pernah terbit ini. Lagu ini beririsan dengan lagu Semar Mendem yang menyoroti harga kebutuhan pokok yang terus meningkat akibat “sidak” pejabat di medio 1987.

Lantas apa kata Iwan Fals? “Itu saya sendirian saat itu tahun 1984. Waktu itu di Pekanbaru. Saya dianggap menghina. Soeharto dan Tien Soeharto. Karena saya bikin lagu nama tokohnya mbak Tini dan Pak Soeharto. Soeharto itu sopir truk, kalau mbak Tini itu PSK yang insaf lantas buka warung jual kopi. Mereka berdua kawin. Tapi Soeharto yang diputusin kerja lantas jadi penjahat dan nggak pulang lagi. Entah mati atau kawin lagi. Mbak Tini nggak tahan terus jadi PSK lagi. Itu cerita dalam lagu saya,” demikian jawabnya seperti dikutip Solopos.com dari Rolling Stone edisi Mei 2007.

Annisa

Annisa

Lagu ini seharusnya rilis pada tahun 1986. Sayangnya label rekaman kembali menolak Annisa. Barangkali karena liriknya terlalu kuat menyindir pemerintah.

Salah seorang blogger, Putu Adimarta dalam tulisannya mengungkap Annisa sebetulnya telah tercantum dibagian penata musik. Lagu ini juga sempat diputar di sejumlah stasiun radio di Jakarta. OI barangkali sudah tidak asing dengan lagu ini.

Advertisement

Lagu ini menjadi penerus lagu Galang Rambu Anarki yang rilis di album Opini pada tahun 1982. Berikut lirik lagunya;

April pertama kali aku mulai rasa

Diperut istriku ada nafas.

Saat gelisah, marah dan takut menyatu.

12 hari aku dijamu polisi melulu.

Namun semua lewatlah sudah.

Bathin ibu dan ayahmu selamat.

Advertisement

Sementara Tuhan tetap teruskan niatnya,

Berkembanglah benih di rahim istriku

Juli bulan ke-empat amauk api di pejaringan.

Hanguskan jiwa saudaramu nak.

Dua puluh ribu orang dikutak katik taktik.

Namun benarkah taktik hanya isue?.

Tetapi ayah tak sanggup berbuat apa-apa

Advertisement

.Sebab engkau tau ayah bukan superman.

Jiwaku yang merintih melihat mereka yang gusar.

Walau begitu api kita membesar.

12 September bulan berikutnya.

Saat degup jantungmu semakin jelas.

Di Tanjung Priok sana ada orang marah.

Penjuru Jakarta diserang resah.

Sementara setelah itu..

Semua orang takut, takut buang hajat.

Begitu banyak kantong plastik tersebar.

Siap janjikan maut disetiap jengkal tanah air kita.

Akhir oktober tujuh bulan usiamu..

Tanpa sajen, rujak tujuh rupa.

Bagaimana mungkin adakan selamatan.

Banyak pasar yang tutup.

Sebab Cilandak meledak ( kena mortir ).

Angka nomor 2 cukup istimewa.

Waktu dalam perut semua orang pada ribut.

Banyaknya peristiwa menyambut tangismu.

Sadarilah,.sadari, sadarilah..

Ooh..Annisa

Cepatlah besar matahariku

Menangislah yang keras janganlah ragu,.

Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku

Doa kami di nadimu..

Cepatlah besar matahariku..

Menagislah yang keras janganlah ragu

Hantamlah sombongnya dunia buah hatiku..

Doa kami di nadimu..

Mince Makelar

Mince Makelar

Mince Makelar jadi salah satu lagu legendaries Iwan Fals yang tak pernah diterbitkan. Lagu ini sempat dijuluki “Lagu Ghaib” karena jarang ada yang memilikinya.

Situs penggemar Iwan Fals iwanfalsmania.com bahkan harus merevisi lirik lagunya berkali-kali. “Revisi terakhir pada 11 Oktober 2008. Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah membantu perbaiki lirik ini,” tulis situ situ.

Lagu ini muncul pada tahun 1978. Liriknya kombinasi antara bahasa Indonesia dengan bahasa Sunda. Inilah lirik lagu Mince Makelar;

Mince makelar datang

Bawa langganan dapat uang

Mince girang

Mince jual baskom

Baskom bocor gede be’eng

Eh negong di Saritem, oh Mince

I like you, osoy..

Eh tamblong neang bagong

Bagong lieur nu garoblog

Eh tamblong neang bagong

Bagong lieur nu garoreng

Bengeut hideung

Make up tilu puluh meter

Cari omprengan

Jepit bari nangtung

Mince makelar datang

Bawa langganan dapat uang

Mince girang

Polisi Tengik

Pelisi Tengik

Di jajaran lagu yang tak pernah diterbitkan, Polisi Tengik terbilang yang paling baru. Lagu ini muncul saat jamming bersama komunitas OI pada tahun 2012.

Lirik lagunya juga tak banyak muncul di media. Salah satu blogger penggemar Iwan Fals, Soetrisno mengunggah lirik lagu ini. Ini penggalan liriknya;

Orang hebat bilang

Keadilan sudah hilang

Orang hebat bilang

Ini hanya akal akalan

Hukum yang tegap memang penting

Tetapi adil jauh lebih penting

Akal sehat di sepelekan

Yang penting tangkap urusan belakangan

Polisi busuk merajalela

Tukang kubur yang jadi panglimanya

Polisi baik entah di mana

Rakyat yang jadi korban terus-terusan

Penyebar kotbah tak mau berwibawa

Karena di anggap tak bisa kerja

Menjadi magnet bagi diri sendiri

Itulah hari-hari polisi tengik

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif