Sport
Rabu, 3 September 2014 - 06:35 WIB

PS BANGKA 3-1 PERSIS SOLO : Laskar Sambernyawa Belum Bisa Kendalikan Emosi

Redaksi Solopos.com  /  Mulyanto Utomo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Punggawa Persis dinilai belum bisa kendalikan emosi di laga melawan PS Bangka. Ilustrasi/JIBI/Dok

Solopos.com, SOLO — Ketidakberdayaan para pemain untuk mengendalikan emosi menjadi boomerang bagi Persis Solo dalam kekalahan 1-3 dari PS Bangka di Stadion Junjung Besaoh, Bangka Belitung, Selasa (2/9/2014) sore.

Pasukan polesan Widyantoro itu kehilangan kontrol bermain lantaran terpancing emosi saat tim tuan rumah mendapatkan hadiah tendangan penalti di menit awal laga. Alhasil, Laskar Timah Panas, julukan PS Bangka, dengan mudah mengacak-acak pertahanan Nnana Onana dkk.

Advertisement

Selepas menciptakan gol buah tendangan penalti Nagbe Marshall di menit ke-10, PS Bangka dengan mulus menyarangkan dua gol ke gawang Persis yang dikawal Agung Prasetyo. Dua gol tambahan yang dilesakkan oleh Nanang Asripin di menit ke-26 dan Sackie Teah Dou di menit ke-42 pun terjadi atas kesalahan lini belakang Laskar Sambernyawa.

Persis hanya mampu mencuri satu gol lewat sepakan Bayu Nugroho, satu menit sebelum babak pertama berakhir. Nnana Onana dkk. sempat bangkit pada babak kedua, namun upaya itu sia-sia. Tak ada satu pun serangan yang berhasil dieksekusi dengan baik hingga pertandingan usai sehingga mereka harus pulang gigit jari.

“Penalti di menit awal membuat anak-anak terpancing emosi jadi permainan tidak karuan. Anak-anak sempat protes keras bahkan mogok bermain, untungnya emosi mereka bisa diredakan di babak kedua,” ulas Pelatih Persis Solo, Widyantoro, saat dihubungi Espos, Selasa (2/9).

Advertisement

Wiwid, sapaan Widyantoro, memahami kekesalan para pemain kepada wasit asal Palembang, Suhardianto, yang mereka nilai tidak berlaku adil. Namun, imbuh dia, semestinya Nnana Onana dkk. mampu lebih bijak dalam mengendalikan emosi.

“Saya maklum, keputusan wasit memang banyak merugikan tim kami. Saat kami menyerang dan hampir gol, wasit bahkan berulang kali meniup peluit dengan alasan offside,” kata dia.

Emosional serupa juga pernah membuat permainan Persis berantakan saat melawat ke kandang PPSM Magelang di laga penutup grup 4, 23 Agustus lalu. Kekecewaan atas kinerja wasit juga dijadikan alasan utama dalam kekalahan 1-2 dalam pertandingan itu.

Advertisement

Sekretaris Manajer Persis Solo, Sapto Joko Purwadi, mengatakan telah menggelar pertemuan dengan tim pelatih dan para pemain supaya menahan emosi saat bertanding, khususnya di laga away. Akan tetapi, imbauan itu lagi-lagi dilanggar Nnana Onana dkk.

“Sebelum berangkat sebenarnya sudah briefing, tapi ternyata kenyataan di lapangan tidak sesuai dengan harapan. Sebagai tim tamu, kami tahu pasti dikerjai wasit, tapi jangan sampai anak-anak terpancing emosi,” ujar dia.

Sapto menegaskan para penggawa Persis harus pandai mengelola emosi jika tak ingin gagal dari babak 16 besar.  “Memang masalah ini [emosional pemain] penjadi PR [pekerjaan rumah] besar untuk Pak Wiwid. Di laga selanjutnya jangan sampai pemain terpancing emosi karena bisa merusak segalanya,” tandas dia. (Tri Indriawati/JIBI/Solopos)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif