Soloraya
Rabu, 3 September 2014 - 03:40 WIB

PERTANIAN WONOGIRI : 164 Hektare Sawah Wonogiri Terancam Puso

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi hama wereng pengisap tanaman padi (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, WONOGIRI – Sedikitnya 164 hektare sawah di Wonogiri terancam puso alias gagal panen akibat didera musim kemarau ini. Ancaman tersebut merupakan dampak minimnya pasokan air serta serangan hama dan penyakit tanaman.

Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dispertan dan TPH) Wonogiri, Safuan, mengatakan lahan persawahan yang terancam puso tersebar di 25 kecamatan Kabupaten Wonogiei. Pasokan air ke lahan persawahan itu diakuinya sudah tak lagi memadai. Akibatnya tak sedikit lahan persawahan yang mengalami puso selama musim kemarau.

Advertisement

“Kemungkinan besar lahan persawahan yang terancam puso akan bertambah karena saat ini saja belum mencapai puncak musim kemarau. Puncak kemarau terjadi pada September,” kata Safuan, saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (2/9/2014).

Selain minimnya pasokan air, petani juga terancam gagal panen lantaran serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti hama wereng batang cokelat dan tikus. Wilayah terparah yang diserang hama wereng adalah Kecamatan Girimarto yang luasnya mencapai 164 hektare.

Menurut Safuan, hama wereng batang cokelat berkembang biak cukup cepat. Biasanya, wereng batang cokelat menghisap cairan tanaman padi sehingga hasil panen tak bisa maksimal. “Hama ini bahkan menyerang lahan sawah hampir di setiap kecamatan. Otomatis, hasil panen tak bisa maksimal,” kata dia.

Advertisement

Dibantu Bibit
Safuan menjelaskan, petani yang mengalami gagal panen akan diberi bantuan oleh instansi terkait. Bantuan tersebut berupa bibit tanaman padi. Namun, dia enggan membeberkan nominal bantuan bagi petani gagal panen.

Pihaknya menghimbau agar para petani mengubah pola tanam dari tanaman padi menjadi palawija selama musim kemarau. Sebab, tanaman palawija seperti jagung dan kacang tanah tak membutuhkan banyak pasokan air. “Kami sudah berkali-kali menghimbau agar petani beralih menanam palawija. Namun, masih ada yang nekat menanam padi.”

Di sisi lain, seorang petani asal Desa Nambangan, Kecamatan Selogiri, Mulyanto, meminta agar instansi terkait memberikan bantuan pompa air kepada kelompok tani. Pompa air tersebut sangat dibutuhkan petani untuk mnyedot air selama musim kemarau. Apabila ada pompa air maka tak ada kendala pasokan air ke lahan persawahan kendati musim kemarau.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif