News
Rabu, 3 September 2014 - 15:58 WIB

KENAIKAN HARGA BBM : Harga BBM Tidak Naik, Rupiah Bisa Tembus Rp14.000/dolar AS, Ini Sebabnya

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Solopos.com, JAKARTA — Nilai tukar atau kurs rupiah diprediksi terus tertekan dan bisa menembus Rp13.000 hingga Rp14.000/dolar AS jika harga BBM bersubsidi tidak jadi dinaikkan. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Quvat Management Pte Ltd Tom Lembong. Seperti diketahui saat ini, nilai tukar rupiah masih berkisar di level Rp11.700 per dolar AS.

“Saya perkirakan rupiah bisa mencapai Rp13.000—Rp14.000 per dolar AS kalau harga BBM tidak dinaikkan,” ujarnya di sela-sela acara Wealth Wisdom Permata Bank, Rabu (3/9/2014).

Advertisement

Menurutnya, jika pemerintahan yang baru nanti bisa menjelaskan dengan baik kepada masyarakat bahwa subsidi BBM dialihkan ke hal-hal yang sifatnya lebih produktif, maka turbulensi politik akan mereda.

“Begitu masyarakat mulai merasakan bahwa rumah sakit dan sekolah-sekolah itu jadi bagus, oh artinya subsidi BBM dialihkan ke sarana yang lain. Dengan komunikasi yang baik, turbulensi politik akan mereda,” jelas Tom.

Sementara itu ekonom dari UGM, Tony Prasetiantono, yang juga merupakan Komisaris Independen Bank Permata Tbk. mengatakan jika harga BBM bersubsidi tidak dinaikkan, implikasinya ada dua. Pertama, beban APBN akan semakin besar karena kuota BBM akan terus terlampaui. “Risikonya adalah fiskal kita tidak punya ruang untuk melakukan stimulus,” ujarnya.

Advertisement

Kedua, APBN akan dianggap tidak kredibel oleh para investor. Investor akan melihat pemerintah Indonesia ‘tidak becus’ menjalankan kebijakan fiskalnya. “Jadi kalau buat mereka, ya mending saya mencari negara lain yang investasinya lebih menarik seperti China, India, dan bahkan Filipina,” ujar Tony.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif