Jateng
Selasa, 2 September 2014 - 01:50 WIB

PENCEGAHAN HIV AIDS : Penutupan Lokalisasi Sulitkan Pencegahan Penyebaran AIDS

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Ilustrasi HIV/AIDS (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Kanalsemarang.com, SEMARANG – Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Tengah menilai penutupan lokalisasi justru membuat upaya pencegahan penyebaran HIV/AIDS kian sulit.

Advertisement

“Lokalisasi kan hanya tempat untuk berhubungan seks, bertransaksi secara langsung,” kata Direktur Eksekutif Daerah PKBI Jateng Elisabeth S.A Widyastuti seperti dikutip Antara, Senin (1/9/2014).

Penutupan lokalisasi, menurut dia, sama dengan menutup suplai, tetapi “demand” (permintaan) tidak berubah sehingga akan muncul dan terbentuk “pasar-pasar” baru dengan sendirinya.

Apalagi, kata dia, di era teknologi modern seperti sekarang ini transaksi seks tidak harus dilakukan atau datang ke lokalisasi, melainkan bisa terjadi di tempat-tempat lainnya.

Advertisement

“Selama tidak ada upaya membatasi ‘demand’, dalam arti laki-laki pencari seks, penutupan lokalisasi yang menjadi suplai atau ‘pasarnya’ tidak akan berpengaruh banyak,” katanya.

Ia mengatakan lokalisasi sebenarnya dimaksudkan untuk mencegah agar transaksi seks tidak menyebar ke tempat-tempat lain, melainkan terlokalisir di tempat-tempat yang tertentu.

Dari perspektif kesehatan, ia mengakui keberadaan lokalisasi memang membuat upaya pencegahan penyebaran HIV/AIDS lebih mudah karena objek pantauannya terlokalisir di satu lokasi tertentu.

Advertisement

Meski demikian, kata dia, keberadaan lokalisasi dari sudut pandang perempuan juga menimbulkan persoalan tersendiri karena para wanita pekerja seks (WPS) tidak serta merta ingin bekerja di lokalisasi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif