News
Minggu, 31 Agustus 2014 - 08:00 WIB

Pakar: Mencegah Penyalahgunaan Narkoba Harus Sejak dalam Kandungan

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi antinarkoba (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Solopos.com, SOLO — Komunikasi dalam keluarga sangat penting untuk mengurangi risiko ketergantungan narkoba, yang tingkat ancamannya tinggi di Solo. Data Badan Narkotika Nasional (BNN) menunjukkan Solo adalah kota dengan jumlah kasus penyalahgunaan narkoba paling banyak di Jawa Tengah. BNN mencatat 70 kasus penyalahgunaan narkoba di Solo pada 2013.

Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Argyo Demartoro, mengatakan kunci utama usaha pencegahan penyalahgunaan narkoba ada pada komunikasi dalam keluarga. Orang tua harus memberi pendidikan dampak dan bahaya penggunaan narkoba pada anak sedini mungkin, bahkan sejak anak berada dalam kandungan.
“Menurut PBB, pendidikan tentang bahaya narkoba harus sepanjang hidup anak. Harus sedini mungkin,” kata Argyo Demartoro, dalam acara Sosialisasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di Monumen Pers Nasional, Sabtu (30/8/2014).
Setiap anggota keluarga, lanjutnya, harus berkomunikasi dengan terbuka. Anak dan orang tua disarankan untuk saling bercerita dan bertanya mengenai kesulitan yang mereka hadapi setiap hari. Dia juga menyarankan kepada orang tua untuk berusaha mengenal teman dan lingkungan anaknya, termasuk interaksi sang anak di dunia maya.
“Orang tua punya hak untuk melihat apa yang dilakukan anaknya di media jejaring sosial. Kalau perlu dilihat percakapan anak, misalnya melalui BBM [Blackberry Messenger]. Orang tua boleh melakukan itu,” kata Argyo Demartoro.
Kepala Seksi Bidang Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Solo, Wahyu Indianto, mengakui Solo adalah salah satu kota dengan tingkat peredaran narkoba tertinggi di Jawa Tengah. “Kalau jumlah tepat saya tidak tahu pasti. Karena yang bisa disebut pengguna banyak sekali [ragamnya], ada yang pemakai sabu, ekstasi, jadi datanya sulit,” katanya.
Dia mengatakan Pemkot Solo menyikapi keadaan tersebut dengan meningkatkan sosialisasi bahaya narkoba dan mengadakan program bantuan medis seperti terapi metadon. Wahyu menambahkan fasilitas kesehatan di Solo seperti puskesmas, RSUD Moeryadi, dan RSJD Solo siap memberi bantuan medis kepada warga yang terlanjur mengalami ketergantungan narkoba.
Acara sosialisasi P4GN di Monumen Pers Nasional diikuti oleh sekitar 100 perwakilan siswa sekolah menengah dan mahasiswa dari wilayah Solo dan sekitarnya. Diskusi tersebut juga dihadiri oleh Direktur Advokat BNN Victor Pujiandi, Direktur Pengelolaan Media Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Sunaryo, Kepala Monumen Pers Nasional Suminto Yuliarso, Direktur Komersial dan IT LKBN Antara Hempi Prajudi, dan pelawak Gogon.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif