News
Minggu, 31 Agustus 2014 - 23:15 WIB

KENAIKAN HARGA BBM : Wapres Terpilih, Jusuf Kalla Minta Masyarakat Arif Jika BBM Naik

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wartawan melihat gambar Pasangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Jokowi-JK yang ditampilkan di layar yang berada di halaman gedung KPU, Jakarta, Selasa (22/7/2014). Pasangan Jokowi-Jusuf Kalla unggul dengan jumlah suara 70.997.883 suara atau sebesar 53,15 %, sedangankan pasangan Prabowo-Hatta mendapatkan 62.576.444 suara atau sebesar 46,85%. (Abdullah Azzam/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, SURABAYA–Bila kenaikan harga BBM tak bisa dihindari, masyarakat diminta arif menyikapinya. Wakil Presiden Terpilih Jusuf Kalla meminta masyarakat memahami bila dalam beberapa waktu mendatang ada penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM).

Dia menilai pemerintahan sekarang memang harus memilih. Apakah bensin murah tetap ada untuk dikonsumsi mobil atau sarana pengairan diperbaiki, infrastruktur baik saat subsidi dialihkan.

Advertisement

“Itulah hal yang harus dipahami, kalau pemerintah beberapa waktu mendatang menyesuaikan harga untuk mensejahterakan rakyat,” jelasnya dalam Muktamar PKB 2014 di Surabaya, Minggu (31/8/2014).

Dia menegaskan ajaran agama melarang memubadzirkan barang untuk hal konsumtif. Sehingga kebijakan penaikan harga BBM dalam konteks produktif harus dipahami untuk kesejahteraan.

Swasembada Beras

Advertisement

Cara yang disiapkan pemerintah untuk itu, lanjut dia, dengan percepatan pencapaian swasembada beras. Cara yang dilakukan dengan mendorong produktivitas, teknisnya melalui penyediaan bibit berkualitas, pupuk tersedia saat dibutuhkan, irigasi lancar dan petani kapasitasnya ditambah.

Jusuf Kalla menilai cara yang sama juga bisa dilakukan untuk menjamin ketersediaan gula sehingga impor komoditas ini tak lagi diperlukan. “Hal itu tidaklah terlalu sulit asalkan semua elemen bangsa termasuk PKB bekerja keras,” tambahnya.

Terlebih kalangan nahdliyin yang identik dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terbukti giat dalam istigosah, dzikir bareng. Semangat menuju kebaikan tersebut sudah seharusnya bisa dilaksanakan dalam konteks penyediaann kebutuhan pokok nasional sebagai bagian memajukan ekonomi bangsa.

Advertisement

Pria yang juga mustasyar Nahdlatul Ulama ini menambahkan partai politik pun seharusnya dalam semangat yang sama dalam mengembangkan bangsa. Meski partai baru saja bertarung dalam memperebutkan kursi maka setelah ada pemerintahan yang ada semangatnya harus satu untuk mensejahterakan masyarakat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif