News
Minggu, 31 Agustus 2014 - 13:58 WIB

KENAIKAN HARGA BBM : Pengamat: Tak Ada Cara Selain Menaikkan Harga BBM

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembelian BBM (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, SOLO — Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang mungkin dilakukan pada tahun ini dinilai tidak akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi pada tahun ini. Hal ini karena presiden terpilih sesuai dengan harapan pasar.

Pengamat ekonomi dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Lukman Hakim, menyampaikan kondisi saat ini merupakan tantangan bagi pemerintahan baru nantinya. Permasalahan BBM sudah lama terjadi dan siap meledak setiap saat, tapi antisipasinya selama ini masih kurang. Dia menilai tidak ada cara lain selain menaikkan harga BBM bersubsidi karena APBN akan terbebani anggaran subsidi energi.

Advertisement

Namun menurut dia, kenaikan sebaiknya dilakukan secara bertahap supaya tidak memberatkan masyarakat. “Namun pemerintah seharusnya tidak hanya menyelesaikan masalah ini untuk jangka pendek tapi juga jangka panjang. Ada tiga hal yang harus dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini,” ungkap Lukman Hakim kepada wartawan di Rektorat UNS, Sabtu (30/8/2014).

Tiga hal yang harus dilakukan menurut dia, adalah mendesain ulang sumber migas yang bersumber dari fosil dalam waktu satu tahun. Biodiesel juga harus dikembangkan sebagai energi alternatif. Selain itu, pemerintah harus menata ekspor dan impor energi. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mengurai mafia migas sehingga subsidi energi bisa ditekan.

Lukman Hakim mengatakan dengan adanya kenaikan harga BBM bersubsidi, pertumbuhan ekonomi akan melambat. Meski begitu, dia menilai hal tersebut juga sejalan dengan kondisi dunia saat ini sehingga tidak akan berdampak besar kepada perekonomian nasional. Menurut dia, perkembangan perekonomian Tanah Air lebih digerakkan aktivitas konsumsi masyarakat. Asalkan stabilitas nasional terjaga dan pasokan kebutuhan juga tercukupi, dia meyakini kondisi akan tetap terkendali.

Advertisement

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Bambang P.S. Brodjonegoro, menyampaikan saat ini sedang ada guncangan yang membuat perekonomian terganggu. Namun hal itu bisa di atasi dengan menjaga agar defisit anggaran tidak melebar.

Hal ini karena pada tahun depan tantangan akan semakin besar. Dia menyampaikan pada 2015, ada kemungkinan capital outflow menyusul perbaikan ekonomi di Amerika Serikat (AS) sehingga mempengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif