Soloraya
Sabtu, 30 Agustus 2014 - 22:43 WIB

PUTRA PUTRI SOLO 2014 : Chitchat Bahasa Jawa, Finalis PPS 2014 Gagap

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - 20 Finalis PPS 2014 berpose di Griya Solopos, Jumat (22/8/2014). (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO–Sebanyak 20 finalis putra dan putri Kota Solo tampil dalam malam Grand Final Putra dan Putri Solo di pelataran Balai Kota Solo, Sabtu (30/8/2014) malam.

Mereka mengikuti serangkaian sesi penilaian mulai dari menari bersama, chitchat atau mengobrol dengan pasangan, menjawab pertanyaan juri, dan bermain gamelan.

Advertisement

Pantauan Solopos.com, sesi menari bersama berhasil dilakukan para finalis dengan lancar. Kendati beberapa peserta masih terlihat kaku. Yang menarik adalah sesi chitchat atau berbincang dengan pasangan menggunakan bahasa Jawa kromo alus. Mereka diwajibkan memperbincangkan tentang spot-spot wisata di Kota Bengawan.

Namun di sesi ini ada beberapa finalis yang terlihat tidak siap, dan grogi. Ada sejumlah pasangan finalis yang kesulitan mengobrol menggunakan bahasa Jawa kromo alus.

Advertisement

Namun di sesi ini ada beberapa finalis yang terlihat tidak siap, dan grogi. Ada sejumlah pasangan finalis yang kesulitan mengobrol menggunakan bahasa Jawa kromo alus.

Bahkan ada yang sempat terdiam beberapa saat lantaran lupa dengan dialog yang mereka persiapkan sejak awal. Hal itu tidak dipungkiri Ketua Panitia.Pemilihan Putra Putri Solo, Miftah Faridl Widagda, saat ditemui di sela acara.

Menurut dia pasangan finalis dibolehkan menyiapkan skrip dialog sendiri sesuai tema hasil pengundian. Sesi chitchat bertujuan melihat kemampuan bahasa Jawa para peserta dan mengukur tingkat kepercayaan diri mereka.

Advertisement

Alasannya, dia menjelaskan, saat sesi chitchat para finalis tidak.hanya berdialog. Tapi mereka dianjurkan menjiwai karakter orang Jawa tradisional yang sedang mengobrol. Ekspresi wajah dan gestur masuk item penilaian. Miftah mengatakan 20 finalis Putra dan Putri Solo  tahun 2014 adalah hasil serangkaian seleksi.

Artinya dia menjelaskan mereka adalah yang terbaik dari yang baik. “Yang daftar sejak awal ada 55 orang. Dari jumlah itu mengerucu jadi 30 semifinalis. Para semifinalis ini sempat kami ajak bermain ketoprak di Taman Balekambang. Dari 30 semifinis mengerucut jadi 20 finalis yang tampil malam ini,” terang dia.

Penilaian Karantina

Advertisement

Miftah menyatakan penampilan para finalis pada malam puncak grand final hanya akan menyumbang 30 persen penilaian. Sebab untuk 70 persen penilaian sudah dilakukan selama masa karantina 17 hari. “Jadi bisa saja pemenangnya yang malam ini kurang optimal tampik,” imbuh dia.

Disinggung tentang tema tata panggung malam Grand Final Putra Putri Solo 2014, menurut Miftah yaitu Taman Bonrojo Sriwedari. Kalau tema acara yang sama tahun lalu yaitu Gapura Makutho di Jalan Adi Sucipto yang berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar.

Miftah melanjutkan para finalis Putra dan Putri Solo 2014 mempunyai kemampuan di atas rata-rata anak muda. Mereka mempunyai modal brain atau kecerdasan, beauty atau fisik menarik, serta behavior atau tingkah laku. Penilaian mengacu pada ketiga item tersebut, bukan salah satu atau dua saja.

Advertisement

Sedangkan Walikota Solo, FX. Hadi Rudyatmo mengatakan tantangan Putra dan Putri Solo kian beaae tahun ini. Mereka harus mampu mengemban mempromosikan Solo sebagaj kota budaya dan pariwisata. Apalagi Solo masuk daftar kota kota berpredikat ternyaman ditinggali di Indonesia.

“Solo nomor dua di bawah Balikpapan. Solo aman dan berbudaya bukan hanya slogan. Tapi hasol kerja bersama beberapa waktu terakhir. Solo bukan hanya sebagai kota budaya tapi mampu mengantarkan putra terbaiknya menjadi presiden negara ini,” tandas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif