Lifestyle
Jumat, 29 Agustus 2014 - 17:27 WIB

KULINER SOLO : Jenang Naik Kelas, Kini Ada Juga di Mal

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gerai Moy Moy di The Park Solo Baru (Farid Syafrodhi/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Jenang atau bubur kental merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dalam hampir setiap upacara tradisional masyarakat Jawa. Di sisi lain, jenang juga menjadi bagian kekayaan kuliner Indonesia yang memiliki segmen penggemar tersendiri.

Itulah pasalnya, cukup banyak pelaku usaha kuliner yang memilih bubur atau jenang dengan berbagai variannya sebagai komoditas jualan mereka. Sebutlah misalnya, jenang grendul, jenang sumsum, jenang mutiara, dan beberapa lainnya.

Advertisement

Jenang tradisional Jawa kini bukan hanya bisa ditemukan di pasar tradisional dengan tampilan pedagang yang biasanya apa adanya. Di Solo, kini jenang naik kelas, dijual juga di kedai bersih bernuansa modern.

Tengok saja Kedai Jenang Laweyan Omi di Jl. dr. Radjiman No. 456, Bumi, Laweyan, Solo—tepatnya di depan pom bensin Laweyan. Di kedai bergaya etnik Jawa ini, Anda bisa menemukan enam jenis jenang tradisional Jawa, yakni jenang sumsum, jenang sagu, jenang pati tela, jenang mutiara, jenang ketan hitam, dan jenang grendul. Semua jenis jenang tersebut dijual dengan harga sama, yakni Rp6.000 per porsi.

Advertisement

Tengok saja Kedai Jenang Laweyan Omi di Jl. dr. Radjiman No. 456, Bumi, Laweyan, Solo—tepatnya di depan pom bensin Laweyan. Di kedai bergaya etnik Jawa ini, Anda bisa menemukan enam jenis jenang tradisional Jawa, yakni jenang sumsum, jenang sagu, jenang pati tela, jenang mutiara, jenang ketan hitam, dan jenang grendul. Semua jenis jenang tersebut dijual dengan harga sama, yakni Rp6.000 per porsi.

Bila Anda menginginkan jenang-jenang tersebut dicampur juga bisa. Dengan harga yang sama, pramusaji di Kedai Jenang Laweyan Omi akan mencampurkan aneka jenang tersebut sesuai permintaan Anda.

“Kalau untuk di kedai, biasanya dijual per mangkuk. Tapi kalau untuk acara tertentu, biasanya pembeliannya per panci,” ujar salah seorang pengelola Jenang Laweyan Omi, Ika Putri, kepada Solopos.com di kedai tersebut, Kamis (28/8/2014).

Advertisement

Ika mengaku sejak buka Agustus 2013 lalu, respons pengunjung kedainya sangat baik. Selain jenang, kedainya juga menyediakan makanan lain, seperti ayam goreng, ayam bakar, bebek goreng, garang asem, dan sebagainya.

Keistimewaan jenang di kedai tersebut adalah kelembutan jenangnya. Misalnya, jenang sumsum yang terbuat dari tepung beras teksturnya tidak kasar. Begitu pula dengan jenang pati tela yang empuk hingga serat yang paling dalam.

Jenang di Mal

Advertisement

Bubur permata hitam mix putri giok dari Kedai Moy Moy di The Park Mall, Solo Baru. (Farid Syafrodhi/JIBI/Solopos)

Jenang lain yang tak kalah nikmat bisa pula ditemukan di Gerai Moy Moy di Foodpark The Park Mall, Solo Baru.Bukan jenang tradisional Jawa memang, tetapi jenang bercita rasa impor dari Taiwan, tetapi sejatinya tak jauh berbeda dengan yang banyak dikenal wong Jawa di pasar tradisional.

Di gerai ini ada 12 jenis jenang atau bubur kental khas Taiwan. Ada yang dinamai bubur permata delima, mawar mutiara, permata naga, sagu sutra, permata hitam, nira duana, karmila, telur naga, putri giok, putri salju, naga putih, dan sarang naga.

Advertisement

Semua jenis bubur tersebut dihargai Rp6.000 per mangkuk. Pemilik gerai Moy Moy, Imelia, mengatakan semua bubur itu berasa manis. Ada pula rasa bubur yang gurih manis, yakni bubur naga putih yang hampir sama dengan bubur sumsum.

“Sekilas rasanya mungkin sama dengan bubur manis pada umumnya, karena kami juga menggunakan bahan mutiara dan sagu. Sebagian ada yang berbahan lokal dan sebagian lagi harus didatangkan langsung dari Taiwan,” ujar Imelia saat dihubungi Solopos.com, Rabu (27/8/2014).

Menurut Imelia, bubur ala Taiwan itu kadar manisnya berbeda dengan bubur manis sejenis. Selain itu teksturnya juga lebih kenyal untuk beberapa jenis bubur. Ada pula bubur yang ditambahkan mochi beraneka warna. Selain bubur, gerai yang dibuka sejak Desember 2013 itu juga menyajikan aneka mi ala Taiwan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif