Jogja
Kamis, 28 Agustus 2014 - 18:40 WIB

PEMBATASAN BBM BERSUBSIDI : SPBU Diminta Jaga Kuota BBM Bersubsidi

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - BBM jenis premium (bensin) habis di SPBU Jalan Baron, Gunungkidul. (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, JOGJA- Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Daerah Istimewa Yogyakarta mengharapkan kalangan pengusaha stasiun pengisian bahan bakar umum di wilayah ini menjaga kuota bahan bakar minyak bersubsidi yang diberikan PT Pertamina.

“Saya harapkan teman-teman SPBU menjaga kuota BBM bersubsidi, dan ikut melakukan kontrol terhadap penjualan BBM,” kata perwakilan dari Hiswana Migas DIY Yoyok di sela rapat koordinasi bersama Pertamina, dan pengusana SPBU di Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupatan Bantul, Rabu (27/8/2014).

Advertisement

Menurut dia, permintaan tersebut disampaikan menyusul adanya keresahan di masyarakat akibat pembatasan BBM bersubsidi dari pemerintah pusat sehingga menimbulkan antrean panjang untuk pembelian premium di SPBU karena masyarakat khawatir tidak kebagian jatah.

Namun demikian, kata dia meskipun pada akhirnya kebijakan dari pemerintah pusat tersebut dibatalkan maka mulai Rabu (27/8/2014) dini hari pasokan BBM bersubsidi ke semua SPBU kembali normal, namun dampak atau antrean panjang masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.

“SPBU agar ‘nderek’ [mengikuti] kebijakan pemerintah dan Pertamina, sehingga harapannya ikut peran aktif untuk mengatasi kekhawatiran di masyarakat, dan jangan sampai melayani pembelian tanpa batas, terutama kepada pengecer,” katanya.

Advertisement

Terkait pelayanan kepada pengecer dengan berbekal surat rekomendasi, pihaknya meminta SPBU melakukan pengetatan pengawasan serta memantau agar tidak melayani lebih dari satu kali kepada pengecer BBM, mengingat rekomendasi diberikan hanya untuk pembelian sekali.

“Karena operasional SPBU melalui sistem ‘shift’, maka petugas mengusahakan meletakkan buku kontrol di SPBU, agar meskipun ganti ‘shift’ petugas bisa tahu, misalnya pagi sudah beli, maka siang dan malam tidak boleh beli lagi sehingga rekomendasi 20 liter per hari lebih terkontrol,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif