Jogja
Kamis, 28 Agustus 2014 - 11:40 WIB

NORMALISASI BBM BERSUBSIDI : Normalisasi Dimulai Dari Kota Jogja

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pertamax ilustrasi (economy.okezone.com)

Harianjogja.com, JOGJA- Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral (DPUP-ESDM) DIY Rani Sjamsinarsi mengatakan normalisasi kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi telah dilakukan mulai kemarin (26/8/2014). Hal ini dilakukan seiring dengan kebijakan pusat untuk memenuhi semua permintaaan masyarakat.

“Normalisasi diprioritas di wilayah Kota dulu, baru kemudian ke daerah lain,” ujarnya di sela- sela syawalan abdi dalem keprajan di Bangsal Kepatihan, Rabu (27/8/2014).

Advertisement

Akan tetapi, kata dia, normalisasi pada hari pertama kemarin tidak dapat dilakukan secara bersamaan karena terbatasnya truk di Depo Rewulu sehingga antrean masih banyak ditemui di SPBU- SPBU.

Kendati telah ada normalisasi, Rani menyayangkan belum ada keterangan resmi dari Pertamina terkait kuota DIY. Ia berharap pada pertemuannya dengan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) hari ini (28/8/2014) terkait kuota dapat disampaikan.

Rani mencatat selama ada pembatasan BBM ini, permintaan masyarakat pada bahan bakar non-subsidi mengalami peningkatan sampai lima kali lipat sehingga banyak SPBU yang kehabisan stok pertamax. Dari fakta ini, dia berasumsi sebenarnya banyak masyarakat yang mampu membeli BBM non-subsidi.

Advertisement

“Kalau biasa 30.000 liter pertamax, per harinya kini naik menjadi 150.000 liter,” ungkapnya.

Menurut dia jika konsumsi BBM non-subsidi itu dipertahankan, subsidi BBM dapat berkurang sebesar Rp300 triliun setiap tahun. Adapun anggaran itu dapat dialihkan untuk pembangunan.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif