News
Rabu, 27 Agustus 2014 - 15:56 WIB

PEMBATASAN BBM BERSUBSIDI : Pembelian dengan Jeriken Dibatasi, Harga Bensin Eceran Rp10.000/liter

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengecer solar (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Polres Klaten menerbitkan imbauan pada seluruh SPBU di Klaten untuk membatasi pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dalam bentuk jeriken. Kebijakan diambil untuk mengantisipasi kekisruhan lantaran pembatasan BBM.

Kabag Ops Polres Klaten, AKP Danu Pamungkas, kepada wartawan, mengatakan pembelian BBM bersubsidi dengan jeriken diimbau maksimal 10 liter per orang per hari. Hal itu untuk menekan kekosongan stok BBM bersubsidi yang berujung kekisruhan di lapangan. Sebelumnya, pembelian BBM dengan jeriken dilayani maksimal 30 liter.

Advertisement

Pantauan Solopos.com, Rabu (27/8/2014), sejumlah SPBU di Klaten masih dipadati antrean konsumen kendaraan bermotor maupun pembawa jeriken meski PT Pertamina telah menghapus pembatasan BBM mulai Rabu. Kepadatan terlihat seperti di SPBU Jonggrangan, SPBU Penggung, SPBU Klaten kota dan SPBU di sepanjang Jalan Solo-Jogja. “Kami imbau SPBU agar tidak menjual BBM dengan jeriken melebihi 10 liter. Ini untuk menjaga kondusivitas warga dan SPBU setempat,” ujarnya.

Danu mengatakan mestinya kuota BBM bersubsidi diutamakan bagi konsumen yang menaiki kendaraan bermotor. Pasalnya, ada indikasi pemborongan BBM oleh pihak pengecer untuk dijual dengan harga tinggi. Di sisi lain, Danu tak menampik ada banyak pembawa jeriken yang memanfaatkan bensin untuk operasional usaha seperti bertani dan kerajinan. “Namun pada masa seperti ini mestinya kendaraan bermotor yang diutamakan,” kata dia.

Seorang warga Klaten Utara, Doni, 29, mengaku masih kesulitan mencari BBM bersubsidi meski pusat sudah menghapus pembatasan bahan bakar. Dirinya pun terpaksa membeli bensin eceran dengan harga mencapai Rp10.000 per liter. “Naiknya gila-gilaan, tapi mau gimana lagi,” keluhnya.

Advertisement

Seorang warga Dlimas, Ceper, Taufik, 53, mengaku mengantre bensin senilai Rp100.000 untuk dijual kembali secara eceran. Sejak pukul 09.00 WIB, dia sudah antre di SPBU. “Ya ini buat usaha sampingan saja,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif