Jogja
Rabu, 27 Agustus 2014 - 11:40 WIB

Jembatan Comal Masih Diperbaiki, DIY Alami 'Lebaran Tronton'

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Truk dari arah Jakarta melintasi jalur pantura, Sabtu (23/8/2014). (JIBI/Solopos/Antara/Oky Lukmansyah)

Harianjogja.com, SLEMAN—Direktorat Lalu lintas (Ditlantas) Polda DIY bersama dengan forum lalu lintas DIY mengampanyekan penyelamatan jembatan di DIY. Pasalnya, rekayasa arus lalu lintas belum sepenuhnya mampu menyelamatkan jembatan dari lalu lalang truk berkapasitas besar yang melintas di DIY pasca-ambaslnya Jembatan Comal di Pekalongan.

Direktur Lalu lintas Polda DIY, Kombes Nasri Wiharto menilai kini DIY memasuki ‘Lebaran truk tronton’ karena truk-truk yang biasa melintas di pantura kini melintas di DIY. Pihaknya pun tidak bisa berbuat banyak.

Advertisement

“Kalau dilakukan penutupan tidak boleh masuk ke DIY itu tidak mungkin, karena dampaknya bisa secara nasional. Setelah Lebaran, DIY saat ini ‘lebaran tronton’,” ujarnya kepada Harianjogja.com, Selasa (26/8/2014).

Upaya pengurangan banyaknya truk ukuran besar pernah disampaikan kepada Dirjen Perhubungan agar perusahaan ekspedisi menggunakan truk ukuran kecil atau memakai kereta api dan jalur lain. Akan tetapi, kata Nasri, jawaban dari Dirjen Perhubungan, hal itu susah dilakukan karena biaya terlalu tinggi, sehingga mau tidak mau truk ukuran besar terpaksa melintas hampir di seluruh jembatan di DIY. Meski ada jembatan yang tidak peruntukan dilalui truk ukuran besar dalam durasi berkelanjutan.

Salah satu rekayasa yang dilakukan yakni dengan membuat sistem traffic light berkedip, serta pemindahan traffic light yang berdekatan dengan jembatan. Tujuannya agar truk tidak berhenti di atas jembatan. Rekayasa itu sudah mulai diberlakukan di traffic light jembatan layang Janti dan perempatan Pelem Gurih. Selain itu, pihaknya menyiagakan petugas patroli selama 24 jam, terutama agar truk tronton tidak berhenti di sembarang tempat.

Advertisement

“Tapi patroli kami bukan merugikan mereka, justru kami ingin membantu. Jogja kan istimewa, polisinya harus beda. Kami harus menerima dengan lapang dada adanya tronton-tronton ini,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif