Jogja
Rabu, 27 Agustus 2014 - 18:40 WIB

Halal bi Halal Keluarga Minang di Jogja, Wujud Persaudaraan di Tanah Perantauan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rumah Gadang (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, JOGJA – Ribuan warga perantauan asal Sumatra Barat yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Besar Minangkabau Yogyakarta (IKBMY) menggelar acara halal bi halal di Sportorium Universitas Muhammadyah Yogyakarta, Selasa (26/8/2014) malam.

Beragam kesan mendalam tersaji dalam halal bi halal di penghujung bulan Syawal itu. Eratnya tali persaudaraan antarwarga Minangkabau di tanah perantauan menjadi gambaran nyata di acara syawalan.

Advertisement

Nuansa adat Tanah Minang begitu kental diperlihatkan dengan beragam pertunjukan seni yang dibawakan artis-artis dari Minangkabau serta warga perantauan yang tinggal di Kota Jogja.

Wakil Gubernur Sumatra Barat, Muslim Kasim turut menghadiri acara syawalan itu. Dalam kesempatan sambutan, dia menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X atas kemurahan hati telah memberikan ruang bagi warga minang untuk menjalani roda kehidupan di Jogja.

Advertisement

Wakil Gubernur Sumatra Barat, Muslim Kasim turut menghadiri acara syawalan itu. Dalam kesempatan sambutan, dia menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X atas kemurahan hati telah memberikan ruang bagi warga minang untuk menjalani roda kehidupan di Jogja.

Lebih-lebih Sri Sultan telah memberikan izin bagi IKBMY untuk mendirikan Rumah Gadang serta pusat kebudayaan Minangkabau di Jogja.

“Pemda Sumatra Barat juga memberikan apresisasi kepada IKBMY yang telah menyelenggarakan acara syawalan secara rutin. Ini wujud nyata eratnya persaudaraan kita di mana pun berada,” ujar Muslim dalam sambutannya.

Advertisement

“Kami akan membantu mencarikan dana karena ini adalah upaya positif,” tandasnya.

Ketua IKBMY, Gus Remon dalam kesempatan itu juga membeberkan mengenai rencana pembangunan rumah gadang serta sarana pusat kebudayaan Minangkabau. Kendati masalah lokasi untuk pembangunan belum ditemukan tapi IKBMY sudah mendapat restu dari Sri Sultan.

“Alhamdulillah kita sudah mendapat restu dari beliau, Sri Sultan HB X. Tinggal kini menyusun kematangan rencana. Kami juga mendnapat masukan dari bapak kami di sini, Idham Samawi terkait wilayah di Bantul yang cocok untuk pembangunan rumah gadang ini,” paparnya.

Advertisement

Sesuai dengan konsepnya, rumah gadang serta galeri seni akan berdiri di atas areal seluas 2500 meter. Anggaran untuk pembangunan ini mencapai Rp7,5 miliar.

Kehadiran rumah gadang sekaligus memantapkan  gelar sangsako, Yang Dipatuan Maharajo Sati. Sebuah gelar yang diberikan Sri Sultan sejak 1998 silam.

Di luar Sumatra Barat, selama ini rumah gadang hanya dijumpai di Taman Mini Indonesia Indah, Denpasar dan Surabaya.

Advertisement

Keberadaan rumah gadang dan gallery seni Jogja ini diharapkan mampu menjadi ikon wisata baru di Jogja sekaligus mengenalkan potensi wisata Minangkabau kepada wisatawan yg berkunjung ke Jogja.

Sebagaimana paparan Gus Remon, rumah gadang dan gallery  tetap akan menjalankan fungsinya sebagai tempat berkumpul bermusyawarah masyarakat, dimana saat ini ada 2600 keluarga asal Minang di Jogja. Rumah gadang juga akan dilengkapi gallery, di lantai dua, yang mampu menampung karya sekitar 200 seniman Jogja asal Minangkabau, serta dilengkapi ruang pamer bagi 20 kabupaten di Sumatera Barat.

Sementara Ketua Panitia Syawalan, Aditya Noviardi menyampaikan apresiasi kepada masyarakat Minang atas partisipasinya bisa mewujudkan kegiatan rutin syawalan meski terlaksana baru ketika nuansa Idul Fitri hampir habis.

“Ini kerja keras kita semua di sini. Artis-artis dari Minang bahkan rela jauh-jauh datang ke sini demi suksesnya acara ini. Di penggujung bulan Syawal ini tidaklah terlambat kita saling menghaturkan minal aidzin wal faidzin,” papar Aditya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif