Jogja
Selasa, 26 Agustus 2014 - 23:40 WIB

Sultan Minta Perpustakaan Jadi Pusat Belajar

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi perpustakaan (JIBI/Solopos/Dok)

Harianjogja.com, JOGJA- Perpustakaan harus berperan menjadi pusat belajar dan wahana demokratisasi. Hal itu diungkapkan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.

“Di perpustakaan dapat diperoleh informasi yang permanen dan luas lingkupnya untuk kegiatan sosial, ekonomi, politik, dan edukatif,” katanya pada lokakarya ‘Membangun Komitmen Pengembangan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi’, Selasa (26/8/2014).

Advertisement

Menurut dia, masyarakat hendaknya melestarikan tradisi membaca karena membaca akan lebih bermakna apabila tidak hanya berkisar tekstual. Rahasia ilmu itu ada di buku dan buku berada di perpustakaan.

“Namun, jika hanya disimpan sebagai koleksi, ilmu yang ada tidak akan berkembang,” kata Sultan yang juga Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Direktur Program Perpuseru Coca Cola Foundation Indonesia (CCFI) Erlyn Sulistyaningsih mengatakan program Perpuseru pada 2013 fokus utamanya adalah upaya pemberdayaan perpustakaan daerah kabupaten dan kota beserta seluruh jajarannya.

Advertisement

Menurut dia, memasuki 2014 program Perpuseru ingin mengangkat betapa pentingnya peran kemitraan strategis untuk mendapat dukungan baik dari pemerintah pusat dan daerah maupun pihak swasta dalam pengembangan perpustakaan desa.

“Tujuan Perpuseru adalah menjadikan perpustakaan menjadi lebih kuat, kreatif, dan mandiri. Memasuki program Perpuseru fase kedua akan dikembangkan kemitraan hingga 70 perpustakaan desa dan tujuh taman bacaan masyarakat di 19 kabupaten dan kota di 12 provinsi,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif