Jogja
Selasa, 26 Agustus 2014 - 18:39 WIB

PEMBATASAN BBM BERSUBSIDI : Pengecer di Gunungkidul Hanya Boleh Beli 60 Liter

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Papan informasi bahwa BBM habis di SPBU Selang Gunungkidul, Selasa (26/8/2014). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Dampak sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak jenis premium (bensin) di wilayah Gunungkidul membuat sejumlah pengecer menaikan harga secara sepihak.

Biasannya, tiap botol ukuran satu liter dipasarkan Rp7.000, maka saat ini naik menjadi Rp8.000 per botolnya. Selain itu, sejumlah SPBU juga mulai melakukan pembatasan pembelian.

Advertisement

Berdasarkan pantauan yang dilakukan Selasa (26/8/2014) di seputaran Kota Wonosari bensin sulit didapatkan. Hal ini dikarenakan sejumlah pengecer tak lagi terlihat berjualan. Akibatnya, harga eceran bensin pun mengalami kenaikan Rp1.000 per botolnya.

Salah satunya terlihat pengecer di Desa Wareng, Kecamatan Wonosari. Di waktu normal, bensin dijual per botolnya Rp7.000, namun mulai kemarin harganya naik menjadi Rp8.000 per botol. Kenaikan harga ini terjadi karena, pengecer harus mengantri lama untuk mendapatkan bahan bakar tersebut.

“Saya terpaksa menaikkannya, karena untuk mendapatkannya juga harus mengantri lama di pom bensin,” kata salah seorang pengecer di Wareng, Moeiran kepada Harian Jogja, kemarin.

Advertisement

Dia mengakui untuk mendapatkan bensin harus rela mengantri di stasiun pengisian bahan bakar umum selama beberapa jam. Apalagi, dalam pembeliannya juga dibatasi maksimal dua jerigen sebanyak 60 liter. “Kemarin, saya mulai antri pukul 15.00 WIB, namun baru bisa keluar dari SPBU pukul 20.00 WIB,” akunya.

Kelangkaan BBM juga terjadi di sejumlah wilayah kecamatan di Gunungkidul. Salah satunya, di Kecamatan Semin. Akibatnya, SPBU yang berada di sana memberikan pembatasan terhadap pembelian bensin. Selain itu, petugas juga membagikan kartu sebagai antrian pembelian.

“Guna mengantisipasi supaya tertib, pembeli harus menggunakan kartu,” kata Ngatirin, salah seorang pengecer di Desa Bulurejo,
Kecamatan Semin.

Advertisement

Dia mengakui, dari sisi pasokan tidak ada permasalahan. Namun, isu yang mengatakan bahwa BBM akan naik membuat pengecer ketakutan dan membeli secara bersama-sama. Akibatnya, antrian di SPBU mengular dan butuh waktu cukup lama untuk mendapatkan bahan bakar itu.

“Coba kalau tidak mengantri dan diberikan kartu, pasti sudah ricuh karena semua pengen dapat cepat,” ungkapnya.

Ngatiran juga mengakui bila jumlah pembelian bensin juga dibatasi, maksimal seorang pengecer mendapatkan jatah dua jeriken bensin atau setara 60 liter. “Kalau dahulu membelinya bebas. Tapi, sejak dua hari ini pembeliannya dibatasi,” ungkap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif