News
Selasa, 26 Agustus 2014 - 09:45 WIB

BPJS KETENAGAKERJAAN : Kesulitan Jaring Peserta, BPJS Solo Gandeng Asosiasi Pelaku Usaha

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas BPJS melayani tenaga kerja. (JIBI/Bisnis/Dok)

Solopos.com, SOLO – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mengandeng paguyuban atau asosiasi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan jumlah peserta dari sektor informal atau pekerja bukan penerima upah.

Advertisement

Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Solo, Supriyanto, menyampaikan saat ini jumlah peserta dari sektor informal sebanyak 6.000 orang.

Padahal pihaknya menargetkan mampu menjaring 28.000 peserta dari pekerja informal. Dia mengakui penambahan peserta dari sektor ini cukup sulit jika dibandingkan dari sektor formal.

Kepala Bidang Pemasaran Informal BPJS Ketenagakerjaan Cabang Solo, Widodo Andriyanto, menyampaikan kesulitan penjaringan peserta dari sektor informal adalah anggapan masyarakat bahwa peserta BPJS Ketenagakerjaan identik dengan pekerja formal.

Advertisement

Selain itu, kepesertaan dari sektor informal ini sifatnya sukarela sehingga cukup sulit menjaring peserta dalam jumlah besar dalam satu waktu.

“Hal ini karena masyarakat belum mengerti keuntungan jangka panjang karena sistemnya [BPJS Ketenagakerjaan] adalah investasi jangka panjang,” ungkap Supriyanto saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (25/8/2014).

Menurut dia, peluang peserta dari sektor informal ini sangat besar. Dia mengatakan ada sekitar 30.000 pelaku UMKM di Solo dan 27.000 orang di Sukoharjo yang belum tergarap secara maksimal.

Advertisement

Supriyanto mengatakan belum lama ini, pihaknya meluncurkan kios elektronik di Jakarta dan Jogja untuk menjaring peserta dari sektor ini. Kios tersebut diletakkan di lokasi banyak pekerja bukan penerima upah seperti di pasar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif