SOLOPOS.COM - Massa Prabowo-Hatta berunjuk rasa di depan Gedung MK, Jumat (15/8/2014). (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)
Solopos.com, SOLO — Peta koalisi diyakini akan berubah setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam sengketa Pilpres 2014 yang memenangkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Bahkan di level pemilih, mayoritas pendukung Jokowi-JK maupun pendukung Prabowo-Hatta setuju Jokowi-JK menggandeng anggota Koalisi Merah Putih.
Hal itu tercermin dari hasil survei Litbang Kompas yang diterbitkan di Harian Kompas hari ini tentang pandangan masyarakat terhadap peta koalisi yang berkembang. Hasil ini sejalan dengan langkah kubu Jokowi-JK yang membuka peluang parpol pengusung Prabowo-Hatta untuk merapat, khususnya PAN, Partai Demokrat, dan terakhir PPP. Bahkan meski belum solid, internal PPP sudah mulai mendesak partai berlambang Kakbah itu bergabung ke Jokowi-JK.
Hasil survei yang digelar pada Rabu-Jumat (20-22/8/2014) tersebut menunjukkan mayoritas pemilih Prabowo-Hatta (75,2%) setuju Jokowi-JK mengajak parpol anggota Koalisi Merah Putih bergabung. Hanya 22,6% pemilih Prabowo-Hatta yang tidak setuju dengan ajakan Jokowi-JK setelah putusan MK.
Sementara itu di kalangan pendukung Jokowi-JK, ada penolakan terhadap wacana bergabungnya parpol pendukung Prabowo-Hatta ke dalam pemerintahan mendatang. Sebanyak 27,7% pendukung Jokowi-JK menyatakan tidak setuju terhadap kehadiran parpol anggota Koalisi Merah Putih. Meski demikian, mayoritas pendukung Jokowi-JK (68,7%) setuju langkah Jokowi-JK mengajak parpol rival.
Yang menarik, mayoritas pendukung Prabowo-Hatta (59,9%) dalam survei ini juga tidak yakin soliditas Koalisi Merah Putih. Hanya 27,5% pendukung Prabowo-Hatta yang mengaku yakin koalisi parpol mereka solid dan 12,6% lainnya tidak tahu.
Kebalikannya, di kalangan pendukung Jokowi-JK, sebagian besar responden (69,5%) yakin koalisi pendukung Jokowi-JK solid. Hanya 21,2% yang tidak yakin dan 9,3% lainnya tidak tahu.
Survei Litbang Kompas melalui telepon ini melibatkan 708 responden berusia minimal 17 tahun yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis dari buku telepon terbaru. Responden berdomisili di 12 kota besar Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Jogja, Surabaya, Medan, Palembang,Denpasar, Banjarmasin, Pontianak, Makasar, dan Manado. Jumlah responden di tiap wilayah ditentukan secara proporsional. Tingkat kepercayaan 95% dan nir pencuplikan penelitian +/- 3,7%.