News
Minggu, 24 Agustus 2014 - 19:17 WIB

Lama Mati, Jalur KA Kedungjati-Ambarawa segera Dihidupkan Tahun Ini

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi rel ganda di Semarang (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Solopos.com, JAKARTA — PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan menghidupkan kembali jalur mati dari Stasiun Kedungjati-Stasiun Ambarawa sepanjang 36,7 KM pada akhir tahun ini.

Manager Humas PT KAI Daerah Operasi IV, Suprapto, mengatakan saat ini perusahaan bersama Pemprov Jateng dan Kementerian Perhubungan tengah mereaktivasi jalur KA Kedungjati-Ambarawa yang masuk dalam rencana induk perekeretaapian nasional.

Advertisement

Dia menuturkan, setiap instansi memiliki tanggung jawab masing-masing. PT KAI dan Pemprov Jateng bertanggung jawab pada proses pembebasan lahan dan pembayaran biaya pembongkaran. Sedangkan Kemenhub akan bertugas sebagai pihak yang membangun rel.

Dia menuturkan, jalur KA Kedungjati-Ambawa merupakan salah satu perlintasan tertua di Indonesia. Sayangnya, sejak 1970 perlintasan itu mati suri sehingga menyebabkan sejumlah titik pada perlintasan tersebut dijadikan lokasi pemukiman warga.

Harga dari tim apraisal, katanya, setiap bangunan permanen dihargai Rp250.000/m2 dan Rp200.000/m2 untuk bangunan semi permanen. Diharapkan, pada akhir bulan depan semua proses pembongkaran bangunan selesai. Sampai saat ini, imbuhnya, perusahaan telah membongkar kurang lebih 374 KK dari total 650 KK yang harus dibongkar.

Advertisement

Sejumlah bangunan yang telah selesai pembebasan lahannya terdiri 110 KK di Kedungjati, 127 KK di Tungtang dan 137 KK di Kecamatan Beringin. “Bukan ganti rugi karena tanah negara, tapi uang ganti pembongkaran,” ujarnya akhir pekan lalu.

Nantinya, jalur tersebut akan dilintasi kereta penumpang dan barang yang permintaanya kian tinggi. Karena selain sebagai sarana mobilisasi orang dan barang, jalur tersebut juga menjadi sarana menuju lokasi wisata di Ambarawa, yaitu museum perkeretaapian terbesar di Asia Tenggara.

Di sisi lain, perusahaan bersama Kemenhub juga telah melanjutkan pembangunan double track jalur selatan dari Madiun menuju DIY sejak 18 Juli lalu. Manager Humas Daop VII PT KAI, Supriyanto, mengatakan pembebasan lahan dan pembangunan pra sarana rel kereta merupakan tanggung jawab Kemenhub, sedangkan perusahaan membantu dalam menyosialisasikan dan menjamin keamanan dan keselamatan jalur yang berdampingan dengan rel aktif.

Advertisement

“Akhir 2015 operasi jalur selatan yang lewat Jogja,” kata Suporiyanto. Dia mengharapkan, proyek itu tidak akan molor dari target, sehingga dapat mengurangi waktu tempuh perjalanan KA di Jalur Selatan. Dia juga meminta pemerintah untuk menertibkan perlintasan sebidang yang ada.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif