Jogja
Sabtu, 23 Agustus 2014 - 12:20 WIB

MAKAM RAJA : Gusti Hadi Siapkan Gambar Makam sampai 9 Sultan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, JOGJA- Penghageng Panitikismo Kraton KGPH Hadiwinoto mengatakan gambar pengembangan Makam Raja- Raja Imogiri telah disiapkan hingga mampu menampung pemakaman sebanyak sembilan Sultan. Ia membantah merahasiakan desain gambarnya.

Ia mengatakan, desain pengembangan itu dibuat bersama konsultan perencananya bermana Winarno sejak 2004. Seorang konsultan itu dipercaya karena sudah biasa merencanakan pembangunan berasitektur Jawa, bahkan staf- staf ahlinya berasal dari pensiunan Balai Purbakala.

Advertisement

Hanya saat gempa 2006, kerusakan berat terjadi di bagian makam paling timur. Di sana terdapat Kedaton Sapto Renggo, makam HB VII sampai HB IX. Gempa merobohkan pintu dan runtuhnya sebagian tembok kedaton yang langsung berbatasan dengan jurang, padahal pengembangan makam berada di area tersebut.

“Karenanya Mas Win saya suruh revisi gambar terutama untuk memperkuat pondasinya,” ujarnya kepada Harian Jogja di Pratjimosono Kraton, Jumat (22/8/2014).

Gusti Hadi menjelaskan, rencana pengembangannya dilakukan dengan menambah sebanyak tiga kedaton. Diketahui, saat ini terdapat tiga kedaton, yakni Kedaton Kasuwargan (makam HB I dan HB III), Besiaran (makam HB IV sampai HB VI), dan Kedaton Sapto Renggo itu.

Advertisement

Cuma tiap kedaton baru nanti, lanjutnya, diperluas 2,5 sampai 3 kali dari setiap kedaton yang sudah itu. Alasan perluasan berlipat ini karena sekaligus untuk mengantisipasi tidak memungkinnya pengembangan Makam Raja- Raja Kotegede.

“Kalau semua tiga joglo dibangun bisa sembilan sultan. Bangunnya bisa bertahap, syukur sekaligus,” katanya.

Ia mengatakan semula pengembangan bakal didanai sendiri oleh Kraton dengan perkiraan menghabiskan Rp3 miliar- Rp4 miliar. Konsultannya itu dulu selalu mengkomunikasikan pengembangan makam itu dengan Dinas Kebudayaan, namun ia mengatakan konsultasi tersebut belakangan justru jarang.

Advertisement

Malah, ia mengaku kaget karena dituduh menutup- nutupi gambar perencanaan makam. “Dinas rene rung tahu, kok malah dikira (dituduh) mempersulit. Kepiye to iki…,” katanya.

Toh saat ia bersama dengan Pemda DIY dan DPRD DIY saat melakukan konsultasi raperdais ke Kemendagri, rencana pengembangan makam itu menurutnya juga ikut dibahas.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif