Jogja
Kamis, 21 Agustus 2014 - 09:21 WIB

KISAH INSPIRATIF : TBM Sekaligus 'Lahan' Praktik

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pola penanaman akuaponik kebun sayuran di atas rumah di TBM Mata Aksara. Kebun ini sebagai bentuk aplikasi baca buku kemudian dipraktekkan. Foto diambil Rabu (20/8/2014). (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Harianjogja.com, SLEMAN-Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara di Jalan Kaliurang Km 14 No. 15A, Tegalmanding, Umbulmartani, Ngemplak, Sleman bukan sekadar taman bacaan biasa. Lembaga ini tidak saja memfasilitasi buku bacaan tapi juga mempraktikan ilmu. Berada di lantai dua milik Heni Wardatur Rohmah, gudang rumah disulap menjadi perpustakaan.

Dengan ribuan koleksi buku berbagai judul dan sekte ilmu. Selain di lantai kedua, ada sejumlah buku juga di tempatkan di lantai dasar. Kesimpulannya rumah ini bisa disebut sebagai perpustakaan. Siapa saja bisa datang langsung “menenggak” ilmu dari buku-buku itu secara gratis. TBM ini pun menyediakan kenyamanan dalam ruangan yang dihiasai peranti hasil seni.

Advertisement

Tak hanya itu, pengelola TBM juga membangunkan rumah pohon. Sebuah rumah kecil di atas pohon mangga yang rindang sebagai lokasi untuk membaca buku. Rumah pohon ini terletak di halaman belakang yang hanya berjarak beberapa meter dari ruang utama perpustakaan. Fasilitas itu disediakan bukan tanpa latar belakang. Rupanya Heni dan kawan-kawan pengelola TBM berupaya memikat siapa saja untuk datang ke TBM itu. Minimal datang meski belum membaca buku.

“Setelah itu biasanya tertarik untuk membaca buku,” ujar Heni saat ditemui di TBM Mata Aksara, Rabu (20/8/2014).

Bahkan untuk menjangkau warga yang tidak bisa datang, TBM ini menyediakan perpustakaan keliling yang bisa dipanggil ke mana saja. Selain membaca. TBM ini juga memiliki sekolah menulis. Sudah meluluskan tiga angkatan. Tapi, tidak berhenti sampai pada membaca dan menulis semata.

Advertisement

TBM Mata Aksara berusaha mengimani buku yang ada. Terutama buku tentang ketrampilan teknis. Mereka berupaya mempraktikkan keilmuan yang sudah dibaca dalam buku. Terutama ilmu yang paling dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari yakni pertanian, perikanan dan peternakan. Sejumlah aplikasi itu antara lain pembuatan dekomposer dan pupuk organik cair bagi Posyandu Lansia di Dusun Nglebeng, Margorejo, Tempel.

Pembuatan pupuk itu kini telah diikuti ratusan anggota kelompok yang berada di Playen, Paliyan, Gunungkidul, Bantul sampai pada Bengkulu di bawah koordinasi TBM Mata Aksara. Serta pertanian salak pondoh murni dari pupuk organik yang kini sudah berjalan di Tempel.

“Dari aplikasi buku, bersama masyarakat itu pula kami jadi berkembang ke ekonomi kreatif juga,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif