Jogja
Kamis, 21 Agustus 2014 - 23:20 WIB

Belajar dari Jepang, Nurdin Budidaya Melon di Gunungkidul

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tukiyo menunjukkan buah melon dari tanamannya. (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Petani Gunungkidul berhasil mengembangkan tanaman buah melon. Budidaya melon merupakan hal langka di Gunungkidul, pasalnya di daerah ini baru dua kecamatan yang berhasil membudidayakannya, yakni di Kecamatan Tepus dan Wonosari. Diperkirakan panen perdana di Kecamatan Wonosari mencapai delapan ton buah melon.

Salah seorang petani, Tukiyo mengaku tertarik mengembangkan budidaya melon karena prospek bisnis buah  berair tersebut. apalagi, anaknya Muhammad Nurdin pernah mendapatkan pelatihan pertanian selama setahun di Jepang.

Advertisement

“Setelah pulang, anak saya mengajak untuk mencoba menerapakan ilmu yang didapatkan di negeri Sakura,” katanya, Rabu (20/8/2014).

Tukiyo menjelaskan lahan seluas seperempat hektar di Bulak Kempit, Siyono, Logandeng, Playen itu ditanami 5.000 benih melon. Hasilnya pun terhitung berhasil, apalagi selama ini di Gunungkidul dikenal sebagai tanah berkapur dan cenderung  kering.

Advertisement

Tukiyo menjelaskan lahan seluas seperempat hektar di Bulak Kempit, Siyono, Logandeng, Playen itu ditanami 5.000 benih melon. Hasilnya pun terhitung berhasil, apalagi selama ini di Gunungkidul dikenal sebagai tanah berkapur dan cenderung  kering.

“Minggu ini kami perkirakaan bisa memetik 2.000 buah melon. Tiap buahnya memiliki berat minimal 1,5 kilogram,” sebut Tukiyo.

Diperkirakan dari hasil panen perdana ini dapat meraup keuntungan sebesar Rp30 juta. Hal ini didasarkan pada harga buah melon di pasaran sebesar Rp5.000 per kilogram.

Advertisement

“Paling tidak modal yang saya keluarkan selama pemeliharaan bisa tertutupi dari panen 2.000 melon itu,” ungkap Muhammad Nurdin, anak Tukiyo.

Dia pun optimistis prospek budidaya buah melon di Gunungkidul sangat bagus. Dari sisi pasaran, harga buah ini juga tinggi. Padahal, selama ini melon yang beredar di Gunungkidul banyak dipasok dari luar daerah.

“Memang untuk perawatannya agak ribet. Tapi, hasil yang diperoleh juga sangat menguntungkan,” paparnya.

Advertisement

Terpisah, Kasubid Ketenagaan, Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan, Wibowo Purno Katoto mengakui bila lahan di Gunungkidul sangat potensial. Untuk saat ini, budidaya melon di Gunungkidul baru tersedia di Kecamatan Wonosari dan Kecamatan Tepus.

“Daerah seperti Playen dan Paliyan bisa ditanami tanaman sejenis. Apalagi, tanaman buah seperti ini belum banyak dilirik oleh petani,” katanya.

Dia menjelaskan, perkebunan melon yang dikembangkan Nurdin dan ayahnya cukup potensial mendukung pariwisata di Gunungkidul yang saat ini berkembang pesat. Apalagi dari sisi potensi bisnis juga memiliki masa depan bagus.

Advertisement

“Tanaman buah melon memiliki harga tinggi namun masih dalam jangkauan warga. Sementara dari sisi pasokan, masih banyak diambil dari luar daerah. Jadi, budidaya ini sangat potensial,” tegasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif