Jogja
Kamis, 21 Agustus 2014 - 11:20 WIB

ANGKUTAN KOTA JOGJA : 130 Bus Kota Dipertahankan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi mogok (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja,com JOGJA—Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY menyatakan 17 jalur Bus Trans Jogja yang bakal direalisasikan pada 2015 sudah disepakati oleh seluruh operator bus kota. Setidaknya hanya akan ada sekitar 130 bus kota yang dipertahankan untuk beroperasi di lima jalur reguler.

Sesuai dengan izin trayek di Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) DIY, saat ini total ada sekitar 280 bus kota.

Advertisement

“Sisanya akan diremajakan atau dijadikan satu dengan layanan Trans Jogja,” ujar Ketua Organda DIY Agus Indarto kepada Harianjogja.com, Rabu (20/8/2014).

Ia mengatakan, bus yang masih dipertahankan itu usianya paling muda sekitar 2005. Bus-bus itu akan tetap beroperasi di lima jalur reguler yakni jalur 2, 5, 7, 12, dan 15. Alasan jalur itu dipertahankan karena masih tingginya jumlah penumpang (load factor), sehingga baik Trans Jogja dan bus kota masih bisa berbagi penumpang. Toh, kedua angkutan massal itu memiliki karakter standar pelayanan yang berbeda.

Menurut dia, rencana ini sudah melewati tahap sosialisasi dengan seluruh operator bus kota, Kopata, Puskopkar, Kobutri dan Aspada. Karenanya ia mengklaim tidak akan terjadi kembali penolakan besar- besaran.

Advertisement

Pada 11 November 2013 lalu, ratusan awak angkutan kota melakukan aksi terhadap rencana itu di DPRD DIY, bahkan mereka sampai merusak Kantor Trans Jogja di Jalan Wonosari.

“Sosialisasi ke operator (angkutan kota) sudah disepakati, Insya Allah enggak ada masalah lagi,” katanya.

Dalam sosialisasi itu, menurut dia, juga dihadirkan dari pengelola bus angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP). Sebab dengan wilayah perkotaan Jogja yang relatif sempit, tidak mungkin tak ada persingungan antara Trans Jogja dengan AKDP.

Advertisement

Persinggungan tersebut solusinya akan dipecahkan dengan menentukan titik transfer point penumpang. Sehingga penumpang yang turun dari AKAP bisa langsung mengakses Trans Jogja. Ia menyebut potensi persinggungan itu terjadi di Giwangan, perbatasan dengan Jalan Wonosari, dan Prambanan.

Di perbatasan Jalan Wonosari, misalnya, ada rencana membuat shelter Trans Jogja sekaligus menjadi titik transfer point di perempatan Ketandan. Namun karena kondisi padatnya arus lalu lintas, shelter bersama itu rencananya akan dibuat di halte bus umum di daerah Jogja Expo Center (JEC).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif