News
Rabu, 20 Agustus 2014 - 09:45 WIB

SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: Terpidana Kasus Pemilu Sukoharjo Menghilang hingga 60 Bayi di Selogiri Keracunan Merkuri

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Rabu, 20 Agustus 2014

Solopos.com, SOLO – Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Rabu (20/8/2014), memberitakan terpidana kasus pidana pemilu asal Sukoharjo, Sukini, dua hari menghilang. Keluarga menyebut Sukini sedang menenangkan diri.

Kabar lain datang dari efek tambang emas di Wonogiri hingga rencana pembuatan koperasi dan bank sampah. Simak rangkuman umum Harian Umum Solopos edisi Rabu, 20 Agustus 2014 berikut;

Advertisement

PIDANA PEMILU: Sukini Sembunyi untuk Menenangkan Diri

Terpidana kasus pidana pemilu berupa perusakan surat suara di TPS 01 Desa Dukuh, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Sukini, sejak dua hari terakhir menghilang. Keluarga dan kuasa hukum Sukini menyatakan guru SD Wirun II, Mojolaban, Sukoharjo tersebut tak melarikan diri atau menghilangkan barang bukti.

Advertisement

Terpidana kasus pidana pemilu berupa perusakan surat suara di TPS 01 Desa Dukuh, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Sukini, sejak dua hari terakhir menghilang. Keluarga dan kuasa hukum Sukini menyatakan guru SD Wirun II, Mojolaban, Sukoharjo tersebut tak melarikan diri atau menghilangkan barang bukti.

“Bu Sukini hanya ingin menenangkan diri di sebuah tempat. Intinya saat ini dia sudah dalam posisi yang aman dan tenang,” ujar kuasa hukum Sukini, Sutarto, saat ditemui Espos di Sukoharjo, Selasa (19/8).

Pantauan Espos, Selasa, kediaman Sukini di RT 003/RW 001, Desa Dukuh, Kecamatan Mojolaban, terlihat sepi dan pintu rumah tertutup. Sejumlah perangkat desa yang tinggal tak jauh dari kediaman Sukini mengaku tak tahu keberadaan perempuan beranak dua itu. “Setahu saya malah masih di rumah sakit. Karena sampai sekarang enggak kelihatan di desa,” ujar perangkat Desa Dukuh, Sunarno, saat ditemui Espos.

Advertisement

(Baca Juga: Divonis Penjara, Sukini Sembunyi untuk Menenangkan Diri, Sukini Divonis Setahun Penjara dan Denda Rp12 Juta, Divonis Bui Setahun, Perusak Surat Suara Sukoharjo Masuk Rumah Sakit)

EFEK TAMBANG EMAS: 60 Bayi di Selogiri Keracunan Merkuri

Penelitian terhadap 60 bayi di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, menunjukkan tubuh mereka keracunan merkuri.

Advertisement

Hal itu diduga terjadi karena bayi-bayi tersebut menghirup merkuri dari pengolahan tambang emas di wilayah tersebut. Sampel tersebut diambil oleh pemerhati lingkungan hidup dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, terkait penelitian bahaya merkuri di tambang emas.

PASAR BERPRESTASI: Berencana Kembangkan Koperasi dan Bank Sampah

Memasuki pasar tradisional ini, pengunjung kecil kemungkinan bakal kebingungan. Papan nama barang dagangan seperti daging, ikan, sayur, buah-buahan, gerabah, kelapa, ikan, dan bumbu dapur sudah terpampang di atas masing-masing los pedagang.

Advertisement

Pengunjung yang baru kali pertama berbelanja di pasar itu mudah mencari berbagai macam kebutuhan yang diinginkan

MAHASISWA TERMUDA: Sehari Hanya Belajar Selama Tiga Jam

Mencari rumah Arya Bagus Kevin, mahasiswa termuda yang diterima masuk Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada tahun ini, tidak terlalu sulit. Namun, kontur Bumi Intanpari yang terletak di lereng Gunung Lawu membuat para wartawan harus melintasi tanjakan dan turunan yang jumlahnya tidak sedikit.

Beberapa kali, para pewarta bertanya kepada warga sekitar, letak RT 002/RW 007 Dukuh Jumok, Desa Delingan, Kecamatan Karanganyar. Akhirnya, setelah melintasi jalan yang diaspal halus, tibalah para wartawan di jalan yang tak beraspal dan dekat sungai kecil, serta rerimbunan pohon bambu. Di depan sungai kecil itu, Kevin, panggilan akrabnya, tinggal bersama keluarga. Rumah keluarga Kevin bergaya Jawa dan dipasangi ring basket di depannya. Basket adalah olahraga favorit Kevin, yang berhasil menjadi mahasiswa pada usia 14 tahun enam bulan.

Di rumah tersebut, Selasa (19/8), para pewarta bertemu dengan ayah dan ibu Kevin, serta neneknya. Aris Murtopo, ayah Kevin, yang juga Kabid Pengairan dan Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Karanganyar meminta para wartawan mewancarai Kevin melalui telepon.

Dalam sesi wawancara itu, Kevin mengatakan tak punya rahasia khusus supaya lolos Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPT). Dia juga mengaku hanya belajar selama tiga jam setiap hari. “Saya hanya mengingat setiap pelajaran dari guru. Kalau ditanya apa saya terus menerus belajar? Jawabnya tidak. Saya hanya belajar saat malam hari, sekitar pukul 19.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB,” jelas dia.

Kevin mengaku sang kakak menjadi pemacunya untuk terus mengejar prestasi. Kakaknya, Aurelia Ayu Pramesthi Nareswari, menjadi mahasiswa termuda di Institut Teknologi Bandung (ITB) di usia 15 tahun.

(Baca Juga: Siswa SMA Muhammadiyah 1 Jogja Jadi Pemakalah Kongres Pancasila VI)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif