Jateng
Rabu, 20 Agustus 2014 - 07:50 WIB

GUNUNG SLAMET SIAGA : BPBD Purbalingga Siapkan Masker untuk 17.000 Warga di Wilayah Rawan

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gunung Slamet (Dok/JIBI/Antara)

Kanalsemarang.com, PURBALINGGA—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, menyiapkan masker untuk didistribusikan kepada 17.000 warga di wilayah rawan terdampak bencana erupsi Gunung Slamet.

“Ada tujuh desa di empat kecamatan yang merupakan wilayah rawan terdampak bencana erupsi Gunung Slamet. Empat kecamatan tersebut, yakni Karangreja, Bojongsari, Kutasari, dan Mrebet,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Purbalingga Priyo Satmoko seperti dikutip Antara, Selasa (19/8/2014).

Advertisement

Dari tujuh desa tersebut, kata dia, terdapat dua desa yang jaraknya sangat dekat dengan puncak Gunung Slamet karena hanya berjarak sekitar 9 kilometer, yakni Desa Kutabawa dan Serang, Kecamatan Karangreja.

Di dua desa tersebut, lanjut dia, terdapat dua dusun yang jaraknya sangat dekat dengan puncak Gunung Slamet, yakni Bambangan di Desa Kutabawa dan Gunungmalang di Desa Serang.

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono mengatakan bahwa berdasarkan pengamatan yang dilakukan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Pemalang, Selasa pukul 00.00-06.00 WIB, teramati 34 kali lontaran material pijar setinggi 50-500 meter dari puncak Gunung Slamet.

Advertisement

Selain itu, terdengar 19 kali suara gemuruh dan tiga kali suara dentuman sedang-kuat, sedangkan dari sisi kegempaan tercatat 37 kali gempa letusan dan 107 kali gempa embusan.

Selanjutnya, pada pukul 06.00-12.00 WIB, teramati asap putih tebal dengan ketinggian tiang asap 150-600 meter dari puncak dan teramati satu kali letusan abu vulkanik warna kecokelatan setinggi 300 meter yang condong ke barat, serta tercatat 33 kali gempa letusan dan 115 kali gempa embusan.

“Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa status aktivitas Gunung Slamet tetap ‘Siaga’, masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak. Masyarakat yang bermukim di luar radius tersebut agar tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa,” kata Surono.

Advertisement

Seperti diwartakan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM pada 10 Maret 2014 pukul 22.00 WIB, menaikkan status Gunung Slamet dari “Aktif Normal” (level I) menjadi “Waspada (level II).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif