Jogja
Selasa, 19 Agustus 2014 - 05:40 WIB

Ini Kisah Petugas Pengibar Bendera pada Upacara di Laut Selatan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wasiman, Sakim dan Iswanto ketika menjadi petugas pengibar bendera, dalam upacara HUT ke-69 Kemerdekaan RI di Laut Selatan Gunungkidul, Minggu (17/8/2014). (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

Menjadi petugas inti ketika momen peringatan kemerdekaan Negara tercinta mampu memberikan kebanggaan tersendiri. Berikut kisah yang dihimpu wartawan Harianjogja.com, Kusnul Isti Qomah.

Tim Search And Rescue (SAR) Wilayah II baru saja menggelar sebuah upacara kemerdekaan Republik Indonesia ke-69 di tengah samudra. Upacara yang lain dari biasanya itu mampu menyedot antusiasme warga dan relawan untuk turut serta.

Advertisement

Pengibaran menjadi sebuah momen tak terlupakan karena pasukan pengibar harus berenang ke tengah laut menuju tiang bendera. Tiga laki-laki gagah berdiri paling depan. Mereka merupakan ujung tombak pengibaran bendera. Wasiman, Sakim dan Iswanto namanya.

Berenang sambil membawa Sang Saka Merah Putih, mereka tampak sigap melawan terjangan ombak. Ketiga orang itu tidak asal dipilih. Kemampuannya di samudra sudah tidak diragukan lagi. Bagaikan sudah bersahabat dengan samudra yang mereka jaga setiap harinya.

Mereka tampak lihai betul menerjang ombak. Seolah-seolah tidak ada kendala sedikitpun. Berbeda yang pasukan relawan yang mengikuti dari belakang yang sebagian tampak lihai namun ada pula yang tidak bisa menembus ombak.

Advertisement

Ketika pria ujung tombak itu pun hanya butuh waktu beberapa menit untuk mencapai tiang bendera. Dengan hati-hati mereka memasang Sang Saka Merah Putih untuk dikibarkan. Sementara para relawan berjajar agak jauh dari tiang bendera.

“Bendera siap!” terdengar seruan dari pengeras suara yang dipasang di kapal SAR Satlinmas Wilayah II dan diikuti kumandang syahdunya Indonesia Raya. Seluruh peserta upacara menyanyikan lagu kebangsaan itu dengan khidmat sehingga membuat merinding.

“Saya senang bisa menjadi petugas pengibar lagi untuk kedua kalinya,” ujar Iswanto usai upacara, Minggu (17/8/2014).

Advertisement

Ia mengaku tidak mendapatkan kesulitan apapun ketika berenang mendekati tiang bendera. Tubuhnya seolah sudah hafal harus melakukan apa. Kebetulan, kondisi gelombang dan angin yang landai.

“Tapi agak ada goyangan sedikit. Lebih berat tahun lalu karena kondisi gelombang dan angin saat itu lebih tidak bersahabat,” ungkap dia.

Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Marjono mengakui kemampuan ketiga pria tersebut. “Mereka itu anggota yang memiliki skill yang paling mumpuni dibandingkan yang lain,” ungkap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif