SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Pedagang Kubis (JIBI/Harian Jogja/Bisnis Indonesia/Dwi Prasetya)
Harianjogja.com, JOGJA-Pemerintah Kota Jogja miliki beragam refleksi dan harapan di hari ulang tahun (HUT) ke-69 kemerdekaan Republik Indonesia.
“Beras untuk rumah tangga miskin [raskin] diharapkan berasal dari beras lokal,” harap Suyana, kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Jogja, dijumpai usai Upacara Pengibaran Bendera, Minggu (17/8/2014).
Suyana belum dapat memberikan data pasti mengenai peredaran beras impor dan lokal yang beredar di Kota Jogja. Ia memberikan gambaran bahwa beras yang selama ini beredar masih didominasi beras lokal.
“Apalagi tren gaya hidup, meski tak semua mengikuti, mulai mencari produk organik,” lanjutnya.
Pada hal yang lain, pihaknya menyadari orang yang hidup di perkotaan masih kekurangan serat dan nutrisi. Pertanian di lahan sempit yang dinamakan Kawasan Rumah Pangan Lestari, yang bertujuan untuk memenuhi ketersediaan pangan khususnya nabati di Kota Jogja, akan semakin ditingkatkan.
Pihaknya akan mendorong tiap warga untuk bertanam sayur dan buah-buahan.
Menurut dia, kebutuhan sayur dan buah Kota Jogja yang dipenuhi dari kota lain, belum tentu sampai di Kota Jogja dalam kondisi segar.
“Bisa jadi kemarin harinya, pasti tentunya ada ‘perlakuan’. Entah ada perlakuan pengawetan atau perlakuan lainnya,” ungkap Suyana.
Maka, ia berharap warga kota bisa memenuhi kebutuhan sayur dan buah dari produksi sendiri. Adanya kelompok tani di Kota Jogja, akan dimodifikasi. Warga kota yang bukan termasuk ke dalam kelompok tani, dengan peran serta Rukun Warga, kelurahan hingga kecamatan, diajak ikut menanam.
“Itu pola pertanian baru yang direncanakan ke depan. Karena untuk karbohidrat dan protein, Jogja sudah surplus,” imbuh Suyana.