Soloraya
Sabtu, 16 Agustus 2014 - 22:00 WIB

ISIS DI SOLO : "Tolak ISIS Jangan Cuma Deklarasi!"

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah anggota Sapol PP Sukoharjo menghapus gaffiti ISIS di kawasan Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Selasa (5/8/2014). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI — Penolakan terhadap paham dan gerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di sekitar Solo, khususnya Boyolali, yang dideklarasikan jajaran Muspida Boyolali bersama sejumlah elemen masyarakat beberapa waktu lalu, diharapkan dapat diwujudkan dengan tindakan nyata.

Selain tokoh agama, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Boyolali dinilai berperan penting dalam sosialisasi terkait ISIS kepada kalangan pelajar, sejak dini. Hal itu ditegaskan anggota Komisi IV DPRD Boyolali, Agus Ali Rosyidi, ketika dihubungi Solopos.com, Sabtu (16/8/2014).

Advertisement

Agus Ali Rosyidi mengapresiasi deklarasi penolakan terhadap ISIS tersebut. Namun menurut dia, hal itu tidak akan berarti jika tidak ada langkah nyata untuk mengantisipasi penyebaran paham dan munculnya gerakan-gerakan radikal terkait ISIS. Salah satu yang dapat dilakukan, dicontohkan
dia, adalah Disdikpora Boyolali bersama sejumlah terkait lainnya melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah.

”Sosialisasi dengan memberikan pemahaman yang benar kepada para siswa, mengapa paham ISIS ini ditolak. Pihak sekolah juga harus intens membina siswa-siswanya, terlebih lagi, juga harus memberikan dan menanamkan secara lebih kuat tentang nasionalisme dan NKRI kepada generasi muda,” ujarnya.

Di kalangan pendidikan, dia menambahka, ada Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS). Setidaknya pembinaan terhadap siswa agar tidak terpengaruh ISIS juga harus diprogramkan. Sebab, ada kekhawatiran para penyebar paham ISIS ini akan masuk ke kalangan siswa di sekolah-sekolah.

Advertisement

Langkah lainnya, menurut dia, Bupati diharapkan bisa segera melayangkan surat edaran (SE) kepada instansi-instansi pemerintah, sekolah-sekolah, hingga ke tingkat perguruan tinggi.

Ali menilai paham ISIS sangat radikal dan bisa mengancam keutuhan NKRI. Karena, menurutnya, maksud dan tujuan paham ISIS adalah membentuk negera Islam. Hal ini sangat jelas bertentangan dengan Pancasilan dan UUD 1945. “Untuk itu, para siswa hingga kalangan mahasiswa di Boyolali harus diberikan pengertian tersebut,” tegasnya.

Ditemui secara terpisah, Komandan Kodim (Dandim) 0724/Boyolali, Letkol. Kav. Topri Daeng Balaw, menyatakan pihaknya telah menggandeng berbagai pihak terkait, termasuk Disdikpora Boyolali, untuk melakukan langkah-langkah terkait penolakan terhadap ISIS tersebut.

Advertisement

“Sosialisasi tentang penolakan ISIS, termasuk paham dan larangan kegiatannya, menyasar berbagai kalangan, termasuk juga pelajar dan mahasiswa di Boyolali,” kata Dandim.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif