News
Selasa, 12 Agustus 2014 - 11:00 WIB

SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: Kurir Ganja Dibui 7 Tahun, Ruwatan Kali Sonto hingga CMI Geruduk KPU

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Selasa, 12 Agustus 2014

Solopos.com, SOLO – Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Selasa, 12 Agustus 2014 memberitakan vonis terdakwa kasus kepemilikan ganja 17 kg, RPP, 18, dengan pidana tujuh tahun penjara.

Kabar lain datang dari laporan acara Pekan Kali Sonto di Bororejo, Jagalan, Jebres, Solo. Berita yang tak kalah menarik Puluhan orang dari berbagai elemen yang tergabung dalam Comunitas Masyarakat Independen (CMI) Solo menggeruduk Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo di Jl. Kahuripan Utara No. 23, Sumber, Banjarsari, Solo, Senin (11/8/2014). Mereka datang dengan membawa poster bertuliskan kecaman terhadap kinerja KPU.

Advertisement

Simak rangkuman berita Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Selasa (12/8/2014), berikut;

PENYALAHGUNAAN NARKOBA: Remaja Kurir Ganja Divonis 7 Tahun Bui

Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Solo memvonis terdakwa kasus kepemilikan ganja 17 kg, RPP, 18, dengan pidana tujuh tahun penjara, Senin (11/8).

Advertisement

Remaja asal Timuran, Banjarsari, Solo itu dinilai telah bermufakat untuk melakukan kejahatan narkotika sebagaimana diatur dalam dakwaan keempat Pasal 132 ayat (1) juncto Pasal 111 ayat (2) UU No. 35/2009 tentang Narkotika.

Putusan tersebut lebih ringan tiga tahun daripada tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) Varida T. Sebelumnya dia menuntut RPP dengan pidana 10 tahun penjara. Majelis hakim yang diketuai Polin Tampubolon menilai perbuatan terdakwa memenuhi unsur pidana sebagaimana dalam dakwaan keempat.

Ilustrasi (JIBI/Solopos)

(Baca Juga: Remaja Kurir Ganja Dituntut 10 Tahun Penjara, Anak Kos Ditangkap Gara-Gara 1 Paket Ganja, Si Pelajar Kurir Narkoba Solo Ternyata Lulus UN, Ganja dari Kurir Diduga Diedarkan di Kalangan Pelajar)

Advertisement

PEKAN KALI SONTO: Ajak Peduli Sungai Melalui Ruwatan

“Kali jamanku resik, kali dudu kanggo ngguwang sampah [sungai pada zamanku bersih, sungai bukan tempat untuk membuang sampah],” ujar pria yang akrab disapa Mbah Lawu kepada warga dan peserta Ruwatan Kali Sonto, Bororejo, Kelurahan Jagalan, Kecamatan Jebres, Solo, Senin (11/8).

“Yen kaline resik, iwak akeh [kalau sungainya bersih, ikan banyak],” lanjut Mbah Lawu sebelum memulai acara ruwatan dengan berjalan kaki sepanjang tepian Kali Sonto.

Memimpin rombongan, dengan bertelanjang dada dan hanya memakai kain berwarna putih hitam, Mbah Lawu menden dangkan lagu-lagu Jawa. Tidak hanya mendendangkan tembang, tangannya juga si buk memainkan wayang yang berwarna kuning dan bertuliskan aksara Jawa di setiap sisinya.

Advertisement

Di badannya yang tidak terbalut kain juga terdapat guratan tinta berwarna hitam bertuliskan aksara Jawa ‘Bongso-Nuso’. Guratan yang memenuhi dada dan punggungnya itu merupakan simbol kepeduliannya terhadap bangsa dan negara.

Kostum peserta tampak seragam dengan balutan kain berwarna hitam dan putih. Irama musik khas Jawa dari suling mengiringi derap langkah peserta ruwatan. Sesaji seperti kembang, bermacam macam sayuran, rokok, dan dupa dibawa oleh tiga peserta ruwatan.

Di belakangnya, peserta pria membawa beragam bibit pohon seperti pohon bodis dan solo. Bibit pohon tersebut merupakan simbol dari penghijauan dan akan ditanam di sepanjang bantaran Kali Sonto.

(Baca Juga: TERKAIT PENCEMARAN LIMBAH KALI SONTO, Komisi IV Desak Dispertan Cari Solusi)

Advertisement

SENGKETA PILPRES: Massa CMI Gelar Aksi Bisu di Kantor KPU

Puluhan orang dari berbagai elemen yang tergabung dalam Comunitas Masyarakat Independen (CMI) Solo menggeruduk Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo di Jl. Kahuripan Utara No. 23, Sumber, Banjarsari, Solo, Senin (11/8). Mereka datang dengan membawa poster bertuliskan kecaman terhadap kinerja KPU.

Aksi massa itu berkaitan dengan sengketa hasil pemilu presiden (pilpres) yang masih dalam proses sidang di Mahkamah Konstitusi (MK). Puluhan orang yang dipimpin koordinator lapangan (korlap) aksi, Nusa Aksara, hanya datang menggeber poster-poster tersebut tanpa berorasi.

Berbagai tulisan itu di antaranya, Bersihkan DPT!, Kembali ke UUD 1945, dan seterusnya. Aksi bisu itu dijaga ketat aparat Polresta Solo. Massa datang dengan mengendarai sepeda motor dan mobil angkutan umum. Para komisioner KPU Solo menanggapi santai aksi itu. Para komisioner yang dipimpin Agus Sulistyo itu justru membagikan air mineral kepada para demonstran. Nusa Aksara menyerahkan selembar kertas yang berisi tuntutan kepada KPU.

(Baca Juga: CMI Tuduh KPU Bela Jokowi-JK, Di Solo, CMI Kecam KPU dengan Aksi Bisu)

PENEMUAN MAYAT: Polres Wonogiri Sebar Foto Korban

Advertisement

Identitas mayat yang ditemukan terkubur di Dusun Beji, Desa Kedungombo, Kecamatan Baturetno, Wonogiri masih jadi misteri. Polisi pun menyebar foto dan ciri-ciri korban untuk mencari titik terang identitas mayat tersebut.

Kapolres Wonogiri, AKBP, Tanti Septiyani mengatakan penyebaran foto diprioritaskan di wilayah terdekat dengan lokasi penemuan mayat. “Hasil autopsi tidak ditemukan tandatanda penganiayaan atau diracun. Polisi menyebar foto-foto korban, siapa tahu ada masyarakat yang kehilangan anggota keluarga. Penyebaran foto dilakukan di kecamatan sekitar lokasi penemuan,” ujar dia kepada wartawan, Senin (11/8).

Kasatreskrim Polres Wonogiri, AKP Budianto, menambahkan sejauh ini keanehan yang ditemukan di lokasi kejadian adalah liang lahat yang kedalamannya hanya 50 sentimenter, serta posisi mayat menghadap ke timur.

Padahal biasanya posisi mayat menghadap ke utara. “Keterangan dari dokter forensik menyatakan tidak ada kejanggalan terhadap kematian korban. Dokter forensik juga mengatakan tidak menemukan sebab-sebab kematian yang terindikasi pidana,” kata dia.

Sementara itu, masyarakat sekitar kejadian tetap beraktivitas seperti biasa. Seperti disampaikan Wiwik, warga Beji, Desa Kedungombo yang setiap hari berdagang di Pasar Baturetno.

“Saya cuek aja. Yang penting berangkat kerja mencari nafkah. Jika zaman dahulu kala bisa takut karena suasana jalan sepi tetapi saat ini kondisi jalan sudah ramai,” ujar dia. Hal senada disampaikan Gunawan, warga Kedungombo yang lain. “Warga luar Baturetno banyak yang bertanya karena belum diketahui identitasnya.”

Terpisah, Kepala Desa Kedungombo, Marsiati, menuturkan korban bukan warganya.“Warga sekitar Kedungombo juga bukan, karena hingga sekarang [Senin] tidak ada yang melapor soal kehilangan anggota keluarga,” kata Marsiati.

(Baca Juga: Mayat Mengambang di Bak Penampungan Air, Pelanggan PDAM Wonogiri Resah, Identitas Korban Masih Buram, Bercampur Lumpur, Identitas Mayat Sulit Dikenali, Warga Beji Geger Ada Mayat Terkubur di Ladang Jagung)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif