Soloraya
Selasa, 12 Agustus 2014 - 13:00 WIB

KEKERINGAN DI BOYOLALI : Krisis Air Bersih, Warga Rogoh Kocek Hingga Ratusan Ribu Rupiah

Redaksi Solopos.com  /  Hijriyah Al Wakhidah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI—Sejumlah desa di Kabupaten Boyolali mulai mengalami krisis air bersih.

Dalam tiga bulan terakhir, persediaan air di sumur-sumur dan tendon air warga semakin menipis. Sebagian warga bahkan sudah mulai membeli air bersih dengan harga ratusan ribu rupiah.

Advertisement

Kondisi tersebut dibenarkan Kepala Desa (Kades) Jemowo, Untung Widada, ketika dihubungi Solopos.com, Selasa (12/8/2014).

“Krisis air bersih mulai terjadi sekitar tiga bulan yang lalu seiring musim kemarau. Kemarin-kemarin warga masih menghabiskan sisa-sisa di tendon air, tapi dalam satu bulan terakhir ini terasa sekali [krisis air bersih],” ungkap Untung melalui sambungan telepon.

Advertisement

“Krisis air bersih mulai terjadi sekitar tiga bulan yang lalu seiring musim kemarau. Kemarin-kemarin warga masih menghabiskan sisa-sisa di tendon air, tapi dalam satu bulan terakhir ini terasa sekali [krisis air bersih],” ungkap Untung melalui sambungan telepon.

Sementara warga yang memilih membeli air bersih, dikatakan dia, harus merogoh koceknya hingga ratusan ribu rupiah.

“Untuk wilayah kami, Desa Jemowo, kalau beli air sekitar Rp150.000 per tangki. Sedangkan di desa lain, contohnya Desa Sangup untuk bagian bawah sekitar Rp170.000 per tangki, tapi untuk bagian atas sudah mencapai sekitar Rp250.000 per tangki,” tuturnya.

Advertisement

“Desa Sangup sudah didrop 27 tangki air bersih. Sementara desa lainnya belum,” imbuhnya.

Menurut koordinasi dengan jajaran Pemkab Boyolali, Untung mengatakan pemerintah desa sudah diminta membuat proposal untuk mendapatkan bantuan air bersih tersebut. Saat ini pihaknya sedang mempersiapkan hal itu.

Terpisah, Kepala Bagian (Kabag) Kesra Setda Boyolali, Dadar Hawananto, menyampaikan hal senada. Pihaknya mengungkapkan sudah ada desa dari Kecamatan Musuk yang mengajukan permohonan bantuan air bersih kepada Pemkab.

Advertisement

“Dari Kecamatan Musuk sudah ada beberapa desa yang mengajukan bantuan. Sementara untuk beberapa kecamatan di Boyolali bagian utara, belum. Tapi sejauh ini kami siap jika ada yang mengajukan bantuan untuk dropping air bersih,” terang Dadar.

Sementara itu menurut Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo, selain Kecamatan Musuk, beberapa kecamatan lain yang masuk dalam daerah rawan kekeringan yaitu Wonosegoro, Kemusu, dan Juwangi.

“Untuk Musuk, memang hamper semua desa merupakan daerah rawan kekeringan karena kondisi wilayahnya yang rata-rata minim sumber air bersih,” imbuh Kurniawan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif