Soloraya
Senin, 11 Agustus 2014 - 17:30 WIB

PENGELOLAAN TSTJ SOLO : Kematian Sejumlah Satwa, Perusda TSTJ akan Diaudit

Redaksi Solopos.com  /  Hijriyah Al Wakhidah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tampak depan Taman Satwa Taru Jurug Solo (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO—Perusahaan Daerah (Perusda) Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) akan melakukan audit secara menyeluruh di kebun binatang tersebut.

Audit dilakukan sebagai langkah evaluasi terhadap pengelolaan satwa ihwal matinya sejumlah satwa TSTJ.

Advertisement

Direktur TSTJ, Lilik Kristianto ketika dijumpai Solopos.com, di Balaikota Solo, Senin (11/8/2014), mengatakan audit dilakukan dengan menyentuh sisi manajerial maupun pengelolaan satwa. Termasuk audit mengenai pakan, kondisi kandang, alam dan lain sebagainya.

Menurutnya, audit ini diperlukan untuk menginvestigasi kematian sejumlah satwa. Setelah sebelumnya, pihak Perusda juga telah menggandeng tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk melakukan kajian secara menyeluruh pada TSTJ.

“Evaluasi terhadap pengelolaan satwa akan kami lakukan. Tidak hanya manajerialnya saja, tapi juga audit kesejahteraan satwa. Ini untuk perbaikan pengelolaan dan penanganan satwa ke depannya,” ujar Lilik.

Advertisement

Terkait dengan matinya sejumlah satwa di TSTJ, Lilik mengatakan tim kajian dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM masih terus melakukan pengkajian.

Tim juga masih mendalami kasus kematian satwa dengan mengumpulkan keterangan dari dokter hewan dan pihak internal TSTJ. Saat ini, Lilik mengatakan masih fokus untuk melakukan perbaikan kandang orang utan serta pemeriksaan hewan. Selain itu pihaknya juga melakukan perbaikan kubah burung TSTJ yang kondisinya rusak parah.

“Kami telah melakukan evakuasi tiga orangutan yang berada di tengah pulau. Langkah evakuasi dilakukan untuk mengkaji lebih dalam kondisi lingkungan habitat karena kematian dua orangutan sebelumnya, yakni Kirno dan Pebi,” ujarnya.

Advertisement

Lilik mengatakan pemindahan sementara ini sambil menunggu hasil investigasi kematian dua orangutan sebelumnya.

Lilik mengatakan tim investigasi dengan melibatkan tim ahli dari UGM, pakar Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) dan dokter hewan TSTJ akan mengkaji dan meneliti kondisi lingkungan habitat pulau. Di antaranya kualitas air pulau atau makanan dan lain sebagainya. Selain itu mengkaji kondisi satwa TSTJ dan fasilitas kandang. Hal ini guna mengetahui secara pasti penyebab kematian kedua orangutan titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif