SOLOPOS.COM - Sosis beduk khas Pasar Pengging, Boyolali. (JIBI/Solopos/Farid Syafrodhi)
Solopos.com, BOYOLALI – Nama makanan ini memang cukup unik. Sosis beduk, merupakan salah satu legenda kuliner Soloraya yang dijajakan di sekitar Pasar Pengging, Kecamatan Banyudono, Boyolali, sejak 1950. Anda bisa menemukan sosis khas ini di warung Mbah Beduk yang berada di sebelah barat Pasar Pengging.
Satu buah sosis dihargai Rp2.500. Sosis khas Jawa ini dinamai sosis beduk bukan lantaran bentuknya yang besar seperti beduk. Menurut pemilik warung Mbah Beduk, Titik Haryati, pencipta sosis yang sudah kondang di kawasan Solo dan sekitarnya tersebut adalah ayahnya yang bernama Sukinem Karyo.
Kala itu, Mbah Karyo dikenal di lingkungan setempat sebagai penabuh beduk di Masjid Yosodipuro, Pengging, Boyolali. Mulai dari situ kemudian sosis buatan Mbah Karyo dikenal sebagai sosis beduk. Kini bisnis tersebut diteruskan oleh anaknya.
Sekilas sosis khas Jawa ini hampir sama dengan sosis yang dijual di banyak warung. Ada lapisan tepung dadar gulung dan di bagian tengahnya terdapat daging. “Daging yang digunakan di sosis beduk adalah dari daging sapi asli,” ujar Titik kepada solopos.com di warung Mbah Bedug, beberapa waktu lalu.
Bedanya dari sosis yang lain, sambung dia, yakni tekstur sosisnya yang lembut. Begitu disantap, maka makanan khas itu terasa empuk. Sosis ini sangat nikmat ketika disantap dalam kondisi hangat. Daging sapi yang diselipkan di tengah gulungan tepung dadar juga lembut dan terasa manis.
Menurut Titik, banyak para pelanggan yang membeli sosis tersebut dalam kondisi hangat. Karena itu, dia dan keluarganya sebisa mungkin menyediakan sosis tersebut dalam kondisi hangat. Caranya yakni dengan membuat sosis tidak terlalu banyak. Bila terlalu banyak dibuat, maka akan dingin. “Begitu diangkat dari penggorengan, biasanya tak lama sudah ada yang memesan,” terang Titik.
Hm… yummy!