Soloraya
Kamis, 7 Agustus 2014 - 07:50 WIB

ISIS DI SOLO : 5 Warga Sukoharjo Diduga Terlibat ISIS

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah anggota Sapol PP Sukoharjo menghapus gaffiti ISIS di kawasan Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Selasa (5/8/2014). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO–Lima orang warga Sukoharjo diduga terlibat Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Namun, identitas para penganut faham gerakan ideologi kelompok militan yang sekarang ramai diperbincangkan di berbagai media itu belum bisa diungkap ke publik.

“Beberapa waktu lalu ISIS memang ada pertemuan di salah satu masjid di Solo Baru yang dihadiri beberapa orang. Informasi yang berkembang di Sukoharjo ada lima yang menjadi anggota,” ujar wakil dari FPI Sukoharjo, Khoirul pada rapat koordinasi bersama antara organisasi masyarakat (ormas), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Polres dan Kodim 0726 Sukoharjo di kantor Bupati Sukoharjo, Selasa (5/8/2014).

Advertisement

Pertemuan mendadak yang baru rampung sore kemarin dipimpin langsung Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya dan Wakil Bupati, Haryanto. Pada pertemuan itu Muspida juga meminta pendapat dari seluruh unsure ang ada seperti Majelis Mijahidin Indonesia, Muhammadiyahm NU, MUI, tokoh masyarakat dan sebagainya.

Menurut khoirul, tidak semua yang hadir pada pertemuan ISIS di salah satu mesjid di Solo Baru itu setuju dengan ISIS. Karena itu sepulang dari pertemuan mereka malah pecah.

Advertisement

Menurut khoirul, tidak semua yang hadir pada pertemuan ISIS di salah satu mesjid di Solo Baru itu setuju dengan ISIS. Karena itu sepulang dari pertemuan mereka malah pecah.

Pada intinya baik FPI, MMI, MUI, Muhammadiyah, NU, tokoh masyarakta dan sebagainya atau semua yang hadir tak setuju dengan faham ISIS. Karena faham ini dinilai bisa dengan mudah mengkafirkan mereka yang bukan dari golongan ISIS dan menghalalkan darahnya.

Tangkal ISIS

Advertisement

Wakil Ketua MUI Sukoharjo, Guntur Subiyantoro mengatakan ISIS sekarang masih berupa bibit. Karena itu dia berharap penanganan pencegahan faham ini tak perlu terlalu bombastis.

Dikhawatirkan jika berlebihan justru akan menimbulkan masalah. Kedati demikian, semua pihak diminta tetap harus waspada.

Karena Sukoharjo dinilai telah menjadi sorotan baik nasional maupun internasional. Salah satu contohnya yakni pemeriksaan ketat dari petugas imigrasi terhadap warga yang memiliki kartu tanda penduduk (KTP) Sukoharjo.

Advertisement

Bupati menambahkan, munculnya ISIS yang gencar diberitakan di berbagai media massa harus segera disikapi dengan serius. Salah satunya yakni dengan mengundang para ulama dan tokoh agama untuk berkumpul bersama melakukan rapat koordinasi. Ikut dilibatkan pula dari jajaran aparat penegak hukum.

Setelah pertemuan ini diharapkan masing masing pihak bisa langsung bergerak. Salah satunya yakni dengan memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai ISIS.

“Salah satu langkah yang diambil yakni pencegahan preventif berupa pendekatan ke semua pihak dari ulama dan tokoh agama ke masyarakat,” kata dia.

Advertisement

Dia menjelaskan mengatakan langkah tersebut diharapkan bisa mencegah warga yang salah langkah. Di sisi lain sebagai bagian dari upaya menjaga kondusivitas wilayah.

“Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) juga sudah kami minta langsung menghapus coretan ditembok yang berisi tentang ISIS,” ujar dia.

Belum Bertindak

Kapolres Sukoharjo, AKBP Andy Rifai menjelaskan, pihaknya belum melakukan tindakan. Sebab sampai sekarang belum ada kejadian yang berkaitan dengan ISIS. Namun jika sudah melanggar hukum pihaknya berjanji tidak akan tinggal diam.

Dia mengatakan saat ini pihaknya tetap serius menanggapi isu tentang ISIS. Salah satunya dengan melibatkan ulama dan tokoh agama untuk menangani persoalan ini.

“Selain itu, kami menyiapkan 60 orang Dai Kamtibmas. Mereka akan diterjunkan di lapangan melakukan ceramah serta memberikan pencerahan kepada masyarakat. Materi ceramah Dai Kamtibamas Polres Sukoharjo akan diambil dari Kantor Kementrian Agama Sukoharjo.”

Dia berharap keterlibatan tersebut bisa membantu memberi pemahaman sebenarnya mengenai ajaran agama. Dia mengakui beberapa waktu lalu ada deklarasi ISIS di Solo Baru. Namun ketika itu pemberitahuan kepadanya berupa pengajian rutin.

Dandim 0726/Sukoharjo, Letnan Kolonel (Inf) Riyanto mengatakan Sukoharjo menjadi salah satu wilayah yang rawan berkaitan dengan teroris. Sebab sudah mendapat cap sebagai sarang teroris. Karena itu, sedikit saja ada kabar soal teroris maka mata masyarakat langsung tertuju ke Sukoharjo.

Karena itu munculnya isu ISIS di Sukoharjo harus disikapi dengan serius oleh semua pihak. Meski demikian, penanganan belum akan dilakukan aparat penegak hukum.

“Ulama dan tokoh agama lebih diberikan peran untuk membantu memberikan pencerahan ke masyarakat,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif