Jateng
Kamis, 7 Agustus 2014 - 09:05 WIB

GELOMBANG TINGGI : Persediaan Solar di Karimun Mulai Menipis

Redaksi Solopos.com  /  Jumali  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (dok)

Harianjogja.com, JEPARA-Pasokan solar untuk Pembangkil Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Pulau Karimunjawa, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mulai menipis menyusul tidak adanya pasokan sejak aktivitas pelayaran terganggu tingginya gelombang laut di perairan Jepara.

“Hingga kini aliran listrik dari PLTD memang masih dinikmati masyarakat. Akan tetapi, jika tidak ada pasokan tentunya tidak akan bertahan lama,” kata Camat Karimunjawa, Muh. Tahsin, di Jepara, Rabu (6/8/2014).

Advertisement

Untuk stok bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, katanya, sangat terbatas, sedangkan premium sudah habis.

Kondisi tersebut, kata dia, tentunya sangat mengganggu aktivitas masyarakat karena alat transportasinya membutuhkan BBM.

Advertisement

Kondisi tersebut, kata dia, tentunya sangat mengganggu aktivitas masyarakat karena alat transportasinya membutuhkan BBM.

Informasinya, kata dia, hari ini (6/8) akan ada pasokan BBM, terutama solar karena sangat dibutuhkan untuk mengoperasikan PLTD.

“Jika benar ada pasokan solar, tentunya diprioritaskan untuk PLTD karena sangat dibutuhkan masyarakat untuk penerangan pada malam hari nanti,” ujarnya.

Advertisement

Sementara alokasi BBM jenis solar yang diterima Karimunjawa selama sebulan sekitar 158.400 liter dan premium diperkirakan mencapai 60.000-an liter lebih.

Adapun jumlah penduduk di Kecamatan Karimunjawa mencapai belasan ribu jiwa yang tersebar di lima kepulauan.

Di antaranya, di Pulau Kemojan, Pulau Genting, Pulau Nyamuk, Pulau Parang, dan Pulau Karimunjawa dengan jumlah penduduk masing-masing daerah bervariasi.

Advertisement

Salah seorang warga Karimunjawa, Adi Sudaryono mengakui, hari ini (6/8) sudah tidak ada premium di pasaran, karena sejak Senin (4/8) persediaan mulai menipis.

“Sepeda motor saya memang masih ada premimunya, namun terbatas sehingga tidak bisa digunakan untuk aktivitas jarak jauh,” ujarnya.

Terkait dengan ketersediaan elpiji, kata dia, di rumah masih cukup untuk memasak selama beberapa hari karena menggunakan tabung elpiji 12 kg.

Advertisement

Ia mengakui, musim baratan yang terjadi sekarang sudah biasa terjadi sehingga tidak terlalu khawatir karena sudah terbiasa.

“Jika ada pasokan premium, biasanya masing-masing masyarakat dijatah 1 liter per rumah,” ujarnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif