Entertainment
Senin, 4 Agustus 2014 - 04:00 WIB

MAMIEK MENINGGAL DUNIA : Ini Pesan Mamiek untuk Pelawak Muda...

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penampilan Mamiel Prakoso sebagai seniman seni tradisional (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Kepergian Mamiek Prakosa, 53, menyisakan duka mendalam bagi sejumlah kerabat maupun rekan sejawat almarhum. Semasa hidupnya, Mamiek, dikenal sebagai sosok yang sangat peduli terhadap kesenian tradisional, utamanya dagelan yang telah membesarkan namanya. Ia sering memberikan dukungan baik materi maupun moril kepada seniman-seniman muda.

Tak jarang, Mamiek memberikan tips-tips dan pembelajaran privat tentang lawakan yang berkualitas kepada para juniornya. Salah seorang pemusik asal Solo yang pernah sepanggung dengan Mamiek selama lima tahun, Sigit Joko Maryadi, menuturkan bahwa selama bersama almarhum ia tak pernah merasa digurui. Setiap ada kesalahan, Mamiek, selalu mengingatkan dengan nada rendah sehingga membuatnya menyadari kekurangan.

Advertisement

Kepribadian almarhum di dunia nyata tak jauh berbeda dengan saat di panggung. Meski tergolong tegas dan disiplin, Mamiek, memiliki selera humor tinggi sehingga semua seniman merasa dekat dengannya.

Hal yang sama juga dirasakan Ketua Umum Persatuan Seniman Komedi Indonesia (Paski) Derry Sudarisman. Pria yang juga dikenal berkat grup lawak Empat Sekawan itu mengatakan bahwa sebagai ketua Paski, ia sering mendapatkan dukungan baik moral maupun material dari Mamiek.

Almarhum juga diakui Derry kerap membantu program-program Paski demi keberlangsungan seni komedi Indonesia. Salah satunya ialah dukungan atas penyelenggaraan seminar dagelan di Jakarta yang diadakan Paski beberapa bulan lalu.

Advertisement

Saat berbincang dengan Derry beberapa waktu lalu, Mamiek, sempat berpesan agar seniman dagelan yang saat ini eksis terus mempertahankan kesenian tradisional. Terutama dagelan yang mengangkat nilai-nilai luhur dan falsafah hidup masyarakat Jawa.

Kunci keberhasilan kesenian lawak Indonesia, kata Mamiek, ialah terdapat pada kebersamaan senimannya. Kedisiplinan dan ketekunan dalam latihan juga perlu ditanamkan pada diri seniman agar tidak terkesan asal-asalan.

Derry menambahkan menurut penilaian Mamiek, menjadi pelawak yang paling penting ialah enak dilihat. Seorang pelawak harus meninggikan etika dan norma kesusilaan. Nilai-nilai kehidupan dalam lawakan juga harus dikembangkan sehingga seorang seniman tidak sekadar membuat penonton tertawa terbahak-bahak.

Advertisement

“Almarhum selalu berpikir untuk kesejahteraan semua seniman, bagaimana mereka bisa bertahan dan terus eksis. Almarhum sangat keras, tegas dan idealis. Saya paling ingat pesannya, jadi pelawak itu yang penting enak dilihat dan punya etika, kalau lucu bisa diatur,” kenangnya.

Ketua Paski Jateng, Tri Harjono, saat berbincang dengan wartawan di Rumah Sakit (RS) Brayat Minulya, menambahkan almarhum selalu mewanti-wanti kepada seniman tradisi untuk senantiasa menjaga etika komedi. Almarhum juga sempat menyatakan kekecewaannya terhadap komedian masa kini yang cenderung tak beretika karena sering berkata kasar dan menghina lawan mainnya demi menciptakan guyonan.

Bentuk lawakan saat ini menurutnya jauh dari harapan para seniman senior. “Almarhum meminta kami [seniman Paski) untuk meneruskan ciri khas lawakan tradisional yang penuh etika dan nilai-nilai sopan santun. [Almarhum] enggak care dengan dagelan sekarang yang kasar,” tukasnya.

Diberitakan sebelumnya, Mamiek, meninggal dunia pada usia ke-53 di RS Brayat Minulya, Solo, Minggu, sekitar pukul 14.35 WIB. Berdasarkan informasi yang beredar, almarhum menderita penyakit liver akut. Pelawak senior yang juga anggota Srimulat ini meninggalkan lima orang anak. Jenazah rencananya dimakamkan di Ngawi, Senin (4/8/2014).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif