Lifestyle
Kamis, 31 Juli 2014 - 11:10 WIB

WISATA SOLORAYA : Lebaran 2014, Pengunjung Rowo Jombor Klaten Turun

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah wisatawan mengunjungi Rowo Jombor di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Rabu (30/7/2014). Diprediksi pengunjung di lokasi wisata tersebut berkurang karena tidak ada hiburan khusus dan tarif masuk yang dinilai cukup tinggi. (Ayu Abriani/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN-Beberapa pengelola warung apung di Rowo Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat memperkirakan jumlah pengunjung berkurang dari tahun lalu. Sebab, tarif masuk yang cukup tinggi dan minimnya hiburan membuat pengunjung enggan ke Rowo Jombor.

Salah satu karyawan warung apung di Rowo Jombor, Widodo, mengatakan perkiraan turunnya jumlah pengunjung di Rowo Jombor terlihat pada H+1. Menurutnya, tarif sekali masuk lokasi wisata tersebut Rp5.000 per orang dinilai cukup tinggi karena tidak ada hiburan yang bisa meningkatkan antusiasme pengunjung.

Advertisement

“Kalau tarifnya Rp5.000 per orang ya cukup mahal, belum lagi mereka hanya datang untuk makan dan tidak ada hiburan khusus yang diadakan Pemkab Klaten untuk menarik pengunjung. Seperti saat ini, biasanya pada H+1 tahun lalu pengunjung sudah membeludak, tetapi saat ini masih sedikit,” katanya saat ditemui wartawan di kompleks Rowo Jombor, Rabu (30/7/2014).

Menurutnya, hiburan yang ada di Rowo Jombor hanya berupa orkes dangdut dan mainan anak. Itu pun, lanjut dia, disediakan para pemilik warung apung. Jadi, tidak ada hiburan khusus yang disediakan Pemkab untuk menarik pengunjung.

Beberapa pengunjung di Rowo Jombor, juga menyatakan hal serupa. Mereka ingin Pemkab bisa menyediakan hiburan agar bisa menarik antusiasme pengunjung. Salah satunya Supri, warga Kalikotes, yang datang bersama keluarganya.

Advertisement

“Biaya masuknya [wisata Rowo Jombor] cukup tinggi. Tapi, saya hanya beberapa kali ke Rowo Jombor karena ingin mengajak anak dan istri saya makan bersama di warung apung. Kalau hiburannya ya masih kurang. Kalau bisa ada hiburan tertentu dari Pemkab yang bisa menarik pengunjung,” katanya saat ditemui di kompleks Rowo Jombor, Rabu.

Seorang pengunjung lainnya, Yono, warga Manisrenggo juga menyatakan hal serupa. Menurutnya, tarif tersebut cukup tinggi. “Kalau satu orang ditarik biaya masuk Rp5.000 dan saya mengajak istri dan dua anak saya, maka untuk biaya masuk saja, saya harus membayar Rp20.000. Itu belum termasuk biaya makan di warung apung,” tuturnya kepada Espos.

Ia berharap tiket masuk ke lokasi wisata itu bisa diturunkan menjadi Rp2.000 hingga Rp3.000 per orang. Selain itu, lanjut dia, ada hiburan tertentu dari Pemkab Klaten sehingga pengunjung dapat berlama-lama di wisata tersebut.

Advertisement

Sementara itu, di lokasi wisata air di Obyek Mata Air Cokro (OMAC), Desa Cokro, Kecamatan Tulung, pada H+1 sudah dipadati pengunjung. Diperkirakan, kenaikan jumlah pengunjung sekitar 200 persen dibandingkan hari libur biasa.

Petugas Pemungut Retribusi OMAC, Wawan, mengatakan jumlah pengunjung tidak hanya dari masyarakat Klaten, tetapi juga warga dari luar kota. “Naiknya sekitar 200 persen dibandingkan hari libur biasa. Sedangkan pada hari libur atau Minggu, jumlah pengunjung mencapai 600 hingga 1.000 orang. Mulai H+1 ini, kami juga memberikan hiburan berupa musik dangdut,” katanya. Ia memperkirakan banyaknya jumlah pengunjung di OMAC berlangsung hingga Minggu (3/8

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif