Jogja
Rabu, 30 Juli 2014 - 16:45 WIB

LIBUR LEBARAN 2014 : Pendapatan PKL Malioboro Menurun Dibanding Lebaran Tahun Lalu

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jalan Malioboro (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Harianjogja.com, JOGJA- Pendapatan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan wisata belanja Malioboro Jogja pada Lebaran 1435 Hijriah menurun dibandingkan dengan Lebaran 1434 Hijriah.

Mardiono, salah seorang pedagang aneka pakaian batik di kawasan wisata belanja Malioboro, mengatakan dibandingkan lebaran tahun lalu, pendapatan pada lebaran tahun ini turun sekitar 50%.

Advertisement

“Memang lebih bagus lebaran tahun lalu, kalau sekarang pendapatan bisa menurun 50 persen,” kata Mardiono, Rabu (30/7/2014). Ia menjual aneka pakaian batik mulai Rp20.000 hingga Rp40.000 per potong.

Menurut dia, momen libur sekolah yang hampir bersamaan dengan libur lebaran tahun ini sangat mempengaruhi rendahnya jumlah penjualan maupun kunjungan wisatawan di Malioboro, dibanding tahun lalu.

Advertisement

Menurut dia, momen libur sekolah yang hampir bersamaan dengan libur lebaran tahun ini sangat mempengaruhi rendahnya jumlah penjualan maupun kunjungan wisatawan di Malioboro, dibanding tahun lalu.

“Karena sebelumnya sudah ada libur sekolah, jadi aktivitas belanja masyarakat sudah banyak dihabiskan pada libur sekolah,” kata dia.

Meski demikian, ia mengakui memasuki H+1 lebaran tahun ini pendapatan dari hasil penjualannya tetap mengalami peningkatan dibandingkan dengan pendapatannya dihari biasa.

Advertisement

Sementara itu, Wahyu, penjual aksesori serta aneka kerajinan dari tempurung kelapa, juga mengaku tidak mengalami peningkatan penjualan dibanding lebaran tahun lalu.

“Untuk lebaran sekarang, justru penjualan turun 20 persen dibanding tahun lalu,” kata dia.

Untuk memperoleh pendapatan lebih pada lebaran tahun ini, menurut dia, ia terpaksa menambah jam berjualan hingga pukul 00.00 WIB.

Advertisement

“Kalau biasanya kami buka sampai jam 10 malam, karena memanfaatkan momentum lebaran kami buka sampai jam 12 malam,” katanya.

Meski demikian ia meyakini akan tetap mengalami peningkatan omzet penjualan dibanding hari biasa.

“Kalau biasanya omzet rata-rata Rp800 ribu sampai Rp1.000.000 per bulan, lebaran bisa di atasnya,” kata Wahyu yang menjual produk kerajinan mulai Rp10.000 hingga termahal Rp25.000 per unit.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif